Selasa, 25 November 2025 / 4 Jumadil Akhir 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Surat baru: Beberapa kutipan surat yang ditulis oleh Yang Terhormat yang berisi celaan terhadap para penguasa zalim yang mengaku memiliki kewenangan keagamaan, serta para pengikut mereka. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Dua belas ucapan dari Yang Terhormat terkait fakta bahwa hujjah hanyalah Kitab Allah dan Khalifah-Nya di bumi, bukan pendapat dan bukan pula riwayat. Klik di sini untuk membaca. Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading
Ucapan
 

1 . أَخْبَرَنَا وَلِيدُ بْنُ مَحْمُودٍ السِّجِسْتَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ الْهَاشِمِيَّ الْخُرَاسَانِيَّ يَقُولُ: فَرِيقَانِ أَفْسَدَا عَلَى النَّاسِ دِينَهُمْ: أَهْلُ الرَّأْيِ وَأَهْلُ الْحَدِيثِ! قُلْتُ: أَمَّا أَهْلُ الرَّأْيِ فَقَدْ عَلِمْتُ، فَمَا بَالُ أَهْلِ الْحَدِيثِ؟! قَالَ: إِنَّهُمْ حَدَّثُوا بِأَحَادِيثَ مَكْذُوبَةٍ، زَعَمُوا أَنَّهَا صَحِيحَةٌ، وَجَعَلُوهَا مِنَ الدِّينِ، وَمَا افْتَرَى عَلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَرِيقٌ مِثْلَ مَا افْتَرَى أَهْلُ الْحَدِيثِ، يَقُولُونَ: «قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ» وَمَا قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا، وَلَئِنْ قَالَ رَجُلٌ هَذَا رَأْيٌ رَأَيْتُهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَقُولَ هَذَا قَوْلُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَهُوَ كَاذِبٌ!

Terjemahan ucapan:

Walid bin Mahmud as-Sajistani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur Hasyimi Khorasani berkata: “Dua kelompok telah merusak agama manusia: ahli ra’yi (ahli pendapat) dan ahli Hadis!” Aku berkata: “Aku sudah tahu tentang ahli ra’yi, tetapi kenapa dengan ahli Hadis?!” Beliau berkata: “Mereka meriwayatkan riwayat-riwayat palsu; lalu mengklaim bahwa riwayat tersebut sahih dan menjadikannya bagian dari agama, dan tidak ada kelompok yang membuat-buat kebohongan atas nama Allah dan Nabi-Nya seperti ahli hadis; mereka berkata: ‘Allah dan Nabi-Nya telah berfirman begini dan begitu”, padahal Allah dan Nabi-Nya tidak mengatakan itu, dan mereka tidak berkata kecuali dusta, dan jika seseorang mengatakan, ‘Ini adalah pendapatku’, itu lebih baik baginya daripada mengatakan, ‘Ini adalah perkataan Allah dan Nabi-Nya’, padahal dia adalah pendusta!”

2 . أَخْبَرَنَا هَاشِمُ بْنُ عُبَيْدٍ الْخُجَنْدِيُّ، قَالَ: دَخَلَ عَلَى الْمَنْصُورِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ وَقَالَ لَهُ: إِنِّي أَدِينُ اللَّهَ بِالْحَدِيثِ وَإِنَّ أَخِي يَدِينُ بِالرَّأْيِ، قَالَ: لَا دِينَ لَكُمَا! فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَرْتَعِدُ، فَقَالَ: مَنْ دَانَ اللَّهَ بِرَأْيِهِ فَلَا دِينَ لَهُ، وَمَنْ دَانَهُ بِرِوَايَةٍ تُرْوَى لَهُ فَلَا دِينَ لَهُ، وَمَنْ دَانَهُ بِسَمَاعٍ مِنْ خَلِيفَتِهِ فِي الْأَرْضِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ! ثُمَّ قَالَ: إِنَّ لِلَّهِ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ، فَاعْرِفْهُ وَاسْتَمْسِكْ بِحُجْزَتِهِ، فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ مِنْ رَأْيِكَ وَرِوَايَتِكَ، وَإِنَّمَا تَعْرِفُهُ بِآيَةٍ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَمَا عَرَفْتَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى!

Terjemahan ucapan:

Hasyim bin Ubaid al-Khujandi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Seorang lelaki dari kalangan ahli hadis menemui Mansur dan berkata: “Aku menjalankan agama Allah berdasarkan hadis, sementara saudaraku melakukannya berdasarkan ra’yi!” Beliau berkata: “Kalian berdua tidak memiliki agama!” Kemudian lelaki itu bergetar, maka (ketika beliau melihatnya) beliau berkata: “Barang siapa menjalankan agama Allah dengan berdasarkan pendapatnya sendiri, maka dia tidak memiliki agama, dan barang siapa menjalankan agama-Nya berdasarkan riwayat yang disampaikan kepadanya, maka dia tidak memiliki agama, dan barang siapa menjalankan agama-Nya berdasarkan apa yang dia dengar dari Khalifah-Nya maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus!” Kemudian beliau berkata: “Sesungguhnya, Allah memiliki seorang Khalifah di bumi, maka kenalilah beliau dan berpegang teguhlah kepadanya; karena beliau akan membebaskan engkau dari kebutuhan akan pendapatmu dan riwayat, dan engkau hanya akan mengenali beliau melalui sebuah tanda dari Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, sebagaimana engkau mengenal Muhammad (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) dan siapa yang mengada-adakan kebohongan (terhadap Allah dan Nabi-Nya) akan gagal!”

3 . أَخْبَرَنَا ذَاكِرُ بْنُ مَعْرُوفٍ الْخُرَاسَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ لِجَمَاعَةٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ: إِنَّ مَوَالِيَ بَنِي أُمَيَّةَ قَدْ أَفْسَدُوا عَلَيْكُمُ الْحَدِيثَ، فَدَعُوهُ وَأَقْبِلُوا عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَخَلِيفَتِهِ فِيكُمْ، فَإِنَّهُمَا يَهْدِيَانِكُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ! أَلَا إِنِّي لَا أَقُولُ لَكُمْ: «حَسْبُكُمْ كِتَابُ اللَّهِ» وَلَكِنْ أَقُولُ لَكُمْ: «حَسْبُكُمْ كِتَابُ اللَّهِ وَخَلِيفَتُهُ فِيكُمْ»! قَالُوا: وَمَنْ خَلِيفَتُهُ فِينَا؟! قَالَ: الْمَهْدِيُّ!

Terjemahan ucapan:

Zakir bin Ma‘ruf al-Khorasani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata kepada sekelompok ahli hadis: “Sesungguhnya, para pendukung Bani Umayyah telah merusak hadis kalian, maka tinggalkanlah dan kembali kepada Kitab Allah dan Khalifah-Nya di antara kalian; karena keduanya akan membimbing kalian ke jalan yang lurus! Ketahuilah bahwa aku tidak berkata: ‘Cukuplah bagi kalian Kitab Allah’, tetapi aku berkata: ‘Cukuplah bagi kalian Kitab Allah dan Khalifah-Nya di antara kalian!’” Mereka berkata: “Siapakah Khalifah-Nya di antara kami?!” Beliau menjawab: “Al-Mahdi!”

4 . أَخْبَرَنَا أَبُو إِبْرَاهِيمَ السَّمَرْقَنْدِيُّ، قَالَ: قُلْتُ لِلْمَنْصُورِ: إِنَّكَ تَنْهَى عَنِ الْحَدِيثِ وَقَدْ قَالَ اللَّهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ[1]، قَالَ: أَتِمَّ الْآيَةَ! قُلْتُ: ﴿وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ[2]، قَالَ: مَنْ يُطِعْ أُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَقَدْ أَطَاعَ الرَّسُولَ، وَمَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، فَمَا لِهَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا؟! قُلْتُ: وَمَنْ أُولُوا الْأَمْرِ مِنَّا؟ قَالَ: رِجَالٌ وَلَّاهُمُ اللَّهُ أَمْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ الرَّسُولِ، يُطِيعُونَ اللَّهَ وَالرَّسُولَ! قُلْتُ: مَنْ هُمْ؟ قَالَ: لَا تَسْأَلُونِي عَمَّنْ مَضَى مِنْهُمْ، وَلَكِنْ سَلُونِي عَمَّنْ بَقِيَ، فَإِنَّ بَقِيَّةَ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ! قُلْتُ: وَمَنْ بَقِيَّةُ اللَّهِ؟ قَالَ: الْمَهْدِيُّ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُ فَقُولُوا: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا بَقِيَّةَ اللَّهِ!

Terjemahan ucapan:

Abu Ibrahim as-Samarqandi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku berkata kepada Mansur: “Engkau melarang (orang-orang) dari (bertindak berdasarkan) hadis, padahal Allah telah berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Nabi.’” Beliau berkata: “Sempurnakanlah ayat itu!” Aku berkata: “Serta para pemegang otoritas (ulil amri) di antara kalian.” Beliau berkata: “Barang siapa menaati ulil amri di antara kalian, maka dia telah menaati Nabi, dan barang siapa menaati Nabi, maka dia telah menaati Allah, maka ada apa dengan orang-orang ini yang hampir-hampir tidak memahami satu perkataan pun?!” Aku berkata: “Siapakah ulil amri di antara kami?” Beliau menjawab: “Mereka adalah para lelaki yang telah Allah percayakan dengan otoritas atas umat ini setelah Nabi; mereka menaati Allah dan Nabi!” Aku berkata: “Siapa mereka?” Beliau berkata: “Janganlah bertanya kepadaku tentang siapa yang telah berlalu dari mereka, tetapi bertanyalah kepadaku tentang siapa yang masih tersisa; karena yang tersisa dari Allah itu lebih baik bagi kalian jika kalian benar-benar beriman!” Aku berkata: “Siapakah yang tersisa dari Allah?” Beliau berkata: “Al-Mahdi. Maka, apabila kalian menemuinya, ucapkanlah: ‘Salam sejahtera atasmu, wahai yang tersisa dari Allah!’”

5 . أَخْبَرَنَا أَتَابَكُ بْنُ جَمْشِيدَ السُّغْدِيُّ، قَالَ: قَالَ لِي رَجُلٌ مِنَ السَّلَفِيَّةِ: مَا أَشْجَعَ صَاحِبَكُمْ يَا أَتَابَكُ! كَأَنَّ قَلْبَهُ قِطْعَةٌ مِنْ حَدِيدٍ! قُلْتُ: وَمَا عِلْمُكَ بِذَلِكَ؟! قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ قَوْلًا لَا يَتَجَرَّأُ أَنْ يَقُولَهُ أَحَدٌ غَيْرُهُ، سَمِعْتُهُ يَقُولُ: لَا رَأْيٌ وَلَا رِوَايَةٌ، وَلَكِنْ طَاعَةٌ لِأُولِي الْأَمْرِ، وَالْمَهْدِيُّ مِنْ أُولِي الْأَمْرِ! قُلْتُ: فَهَلَّا رَدَدْتَ عَلَيْهِ؟! قَالَ: وَمَنْ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَرُدَّ عَلَيْهِ؟! إِنَّهُ الْمَنْصُورُ!

Terjemahan ucapan:

Atabak bin Jamsyid as-Sughdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Seorang lelaki salafi berkata kepadaku: “Betapa beraninya sahabatmu itu, wahai Atabak! Seakan-akan hatinya adalah sepotong besi!” Aku berkata: “Dari mana engkau tahu itu?!” Dia berkata: “Aku mendengarnya mengucapkan sesuatu yang tidak ada seorang pun kecuali dia yang berani mengucapkannya. Aku dengar dia berkata: “Tidak ada ra’yi dan tidak ada riwayat, yang ada hanyalah ketaatan kepada ulil amri, dan al-Mahdi termasuk ulil amri!” Aku berkata: “Apakah engkau tidak mendustakannya ketika engkau mendengarnya?” Dia berkata: “Siapa yang mampu mendustakannya?! Dia adalah Mansur (orang yang menang)!”

6 . أَخْبَرَنَا هَاشِمُ بْنُ عُبَيْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدًا صَالِحًا يَقُولُ: لَا يَصْلُحُ بَالُ النَّاسِ حَتَّى يُعْرِضُوا عَنْ آرَائِهِمْ وَرِوَايَاتِهِمْ مُقْبِلِينَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَخَلِيفَتِهِ فِيهِمْ، وَإِنَّ أَقْبَحَ مَا يَكُونُ أَنْ أَقُولَ لِأَحَدِكُمُ الْحَقَّ فَيَقُولَ: هَذَا خِلَافُ رَأْيِ زَيْدٍ أَوْ خِلَافُ رِوَايَةِ عَمْرٍو! ثُمَّ قَلَّبَ كَفَّيْهِ عَلَى مَا قَالَ وَقَالَ: هَذَا سَبِيلُ الرَّشَادِ، وَلَكِنْ مَنْ يَقْبَلُ هَذَا؟!

Terjemahan ucapan:

Hasyim bin Ubaid mengabarkan kepada kami, dia berkata: “Aku mendengar hamba yang saleh (Mansur) berkata: “Keadaan manusia tidak akan baik sampai mereka berpaling dari pendapat dan riwayat mereka, kembali kepada Kitab Allah dan Khalifah-Nya di antara mereka, dan sesungguhnya, hal yang paling mengerikan adalah aku mengatakan kebenaran kepada salah seorang dari kalian, lalu dia berkata: “Ini bertentangan dengan pendapat Zaid atau riwayat Amr!” Kemudian beliau mengayunkan tangannya sebagai tanda kekesalan atau ketidakmungkinan dan berkata: “Inilah jalan yang benar; tetapi, siapa yang ingin menerimanya?!”

7 . أَخْبَرَنَا ذَاكِرُ بْنُ مَعْرُوفٍ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى الْمَنْصُورِ فِي بَيْتِهِ، فَوَجَدْتُهُ يَضْحَكُ! فَقُلْتُ: أَضْحَكَ اللَّهُ سِنَّكَ! وَمَا أَضْحَكَكَ؟ قَالَ: نَظَرْتُ فِي كِتَابٍ فِي رِجَالِ الْحَدِيثِ، فَأَضْحَكَنِي! فُلَانٌ قَالَ: فُلَانٌ صَدُوقٌ، وَفُلَانٌ قَالَ: فُلَانٌ كَذَّابٌ! هَلْ يَدِينُ بِهَذَا إِلَّا قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ؟! ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّحْنِ وَقَالَ: مَا بَنَى اللَّهُ دِينَهُ عَلَى ظَنِّ بَعْضِكُمْ بِبَعْضٍ، وَإِنَّمَا بَنَاهُ عَلَى الْيَقِينِ، وَهُوَ كِتَابٌ أَنْزَلَهُ مِنَ السَّمَاءِ وَخَلِيفَةٌ جَعَلَهُ فِي الْأَرْضِ، فَمَنْ تَمَسَّكَ بِهَذَيْنِ الثَّقَلَيْنِ فَإِنَّمَا تَمَسَّكَ بِحَبْلٍ مَتِينٍ، وَمَنْ تَرَكَهُمَا وَتَمَسَّكَ بِشَيْءٍ مِنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ فَإِنَّمَا تَمَسَّكَ بِحَبْلٍ كَحَبْلِ الْعَنْكَبُوتِ! قُلْتُ: إِنَّ أَهْلَ الْحَدِيثِ يَزْعُمُونَ أَنَّهُ إِذَا صَحَّ إِسْنَادُهُ عِنْدَهُمْ فَهُوَ يَقِينٌ! قَالَ: إِنَّ أَهْلَ الْحَدِيثِ لَا يَعْقِلُونَ!

Terjemahan ucapan:

Zakir bin Ma’ruf mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku datang ke rumah Mansur, kemudian aku mendapati beliau sedang tertawa! Maka aku berkata: “Semoga Allah membuat engkau selalu gembira! Apa yang membuat engkau tertawa?” Beliau berkata: “Aku melihat sebuah buku tentang para ahli hadis, dan itu membuatku tertawa! Si Fulan berkata bahwa Fulan itu terpercaya, dan si Fulan yang lain berkata bahwa si Fulan itu pendusta! Apakah ada manusia yang menjalankan agama mereka berdasarkan ini selain orang-orang yang tidak berakal?!” Kemudian beliau berdiri menuju pelataran rumah dan berkata: “Allah tidak membangun agama-Nya berdasarkan dugaan sebagian kalian terhadap sebagian yang lain, tetapi Dia membangunnya berdasarkan keyakinan, dan itu adalah Kitab yang Dia turunkan dari langit dan seorang Khalifah yang Dia tetapkan di bumi. Maka, barang siapa berpegang pada dua hal berat ini, sesungguhnya dia berpegang pada tali yang kokoh, dan barang siapa meninggalkan keduanya dan berpegang pada sebagian hadis-hadis ini, sesungguhnya dia berpegang pada tali yang rapuh seperti sarang laba-laba!” Aku berkata: “Ahli hadis mengklaim bahwa bila sanadnya sahih di sisi mereka, maka itu keyakinan!” Beliau berkata: “Ahli hadis itu tidak berakal!”

8 . أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّالَقَانِيُّ، قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ الْعَالِمِ، فَأَقْبَلَ عَلَيَّ بِوَجْهِهِ وَقَالَ: يَا أَبَا زَكَرِيَّا! مَنْ تَمَسَّكَ بِرِوَايَةٍ فَكَأَنَّمَا سَقَطَ مِنْ شَاهِقٍ، عَاشَ أَوْ هَلَكَ! فَتَغَيَّرَ لَوْنِي، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ مِنِّي قَالَ: لَعَلَّكَ تَظُنُّ أَنِّي أُرِيدُ أَنْ أُعَطِّلَ سُنَّةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ؟! لَا وَاللَّهِ، وَلَكِنَّ النَّاسَ مُتِّعُوا بِهَا -يَعْنِي الرِّوَايَةَ- حَتَّى طَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ، فَزَادُوا فِيهَا وَنَقَصُوا، وَخَلَطُوهَا بِالْكِذْبِ، وَبَدَّلُوهَا تَبْدِيلًا، حَتَّى اخْتَلَفَتْ أَلْفَاظُهَا، وَانْقَلَبَتْ مَعَانِيهَا، وَاشْتَبَهَ حَقُّهَا وَبَاطِلُهَا وَنَاسِخُهَا وَمَنْسُوخُهَا وَمُحْكَمُهَا وَمُتَشَابِهُهَا، وَتَعَذَّرَ التَّمْيِيزُ بَيْنَهُمَا كَمَا يَتَعَذَّرُ بَيْنَ الْمَاءِ وَاللَّبَنِ الْمَغْشُوشِ! فَتَرَى الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَتَشَبَّثُ بِرِوَايَةٍ يَحْسَبُهَا صَحِيحَةً لِيَكْفُرَ بِاللَّهِ وَيَصِفَهُ بِمَا لَا يَلِيقُ بِذَاتِهِ، وَتَرَى الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَتَشَبَّثُ بِرِوَايَةٍ يَحْسَبُهَا صَحِيحَةً لِيَتَحَاكَمَ إِلَى الطَّاغُوتِ وَيَتَّبِعَ كُلَّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ، وَتَرَى الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَتَشَبَّثُ بِرِوَايَةٍ يَحْسَبُهَا صَحِيحَةً لِيُفْسِدَ فِي الْأَرْضِ وَيَسْفِكَ الدِّمَاءَ، وَتَرَى الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَتَشَبَّثُ بِرِوَايَةٍ يَحْسَبُهَا صَحِيحَةً لِيَرْفَعَ رِجَالًا وَيَضَعَ آخَرِينَ، وَتَرَى الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَتَشَبَّثُ بِرِوَايَةٍ يَحْسَبُهَا صَحِيحَةً لِيُحِلَّ حَرَامَ اللَّهِ وَيُحَرِّمَ حَلَالَهُ، وَهُمْ يَحْسَبُونَ فِي كُلِّ ذَلِكَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ وَالَّذِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَيْسُوا عَلَى شَيْءٍ، فَيُصْبِحُونَ مِنَ الْأَخْسَرِينَ! فَأَرَدْتُ أَنْ أَصْرِفَهُمْ عَمَّا ضَرُّهُ أَكْثَرُ مِنْ نَفْعِهِ إِلَى مَا يَنْفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْ، وَأُخْلِصَ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي أَكْمَلَ اللَّهُ لَهُمْ، وَإِنَّهُمْ إِنْ يَتَّبِعُونِي أَسْلُكْ بِهِمْ مَنَاهِجَ الرَّسُولِ وَأَهْدِهِمْ سُنَنَهُ بِالْحَقِّ، ثُمَّ لَا يَجِدُونِي كَاذِبًا وَلَا كَتُومًا!

Terjemahan ucapan:

Ahmad bin Abdurahman at-Taloqani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku sedang duduk di sisi seorang ulama (Mansur), kemudian beliau menoleh kepadaku dan berkata: “Wahai Aba Zakariyya! Barang siapa berpegang pada sebuah riwayat, maka dia seperti orang yang jatuh dari tempat yang tinggi, (entah dia) hidup atau binasa!” Maka aku menjadi pucat, dan ketika beliau melihatku seperti ini, beliau berkata: “Barangkali engkau mengira aku ingin menangguhkan sunnah Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam)?! Tidak, demi Allah, tetapi manusia menikmatinya (riwayat-riwayat) hingga berlalu masa yang panjang atas mereka, maka mereka menambahinya, menguranginya, mencampurnya dengan kebohongan, dan banyak mengubahnya sampai lafaz-lafaznya berbeda, maknanya terbalik, yang benar dan yang batil menjadi meragukan, ayat-ayat yang menghapus dan yang dihapuskan tercampur-baur, ayat-ayatnya yang muhkam (tegas) dan mutasyabih (samar) menjadi tidak dapat dibedakan, sama sulitnya membedakan antara keduanya seperti membedakan antara air dan susu yang telah dicampur! Maka engkau melihat seseorang berpegang pada riwayat yang dia kira sahih untuk mengingkari Allah dan menyifati-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya, dan engkau melihat seseorang berpegang pada riwayat yang dia kira sahih untuk berhukum kepada taghut; atau mengikuti setiap tiran yang memberontak, dan engkau melihat seseorang berpegang pada riwayat yang dia kira sahih untuk menyebarkan kerusakan di bumi dan menumpahkan darah, dan engkau melihat seseorang berpegang pada riwayat yang dia kira sahih untuk meninggikan seseorang dan merendahkan yang lain, dan engkau melihat seseorang berpegang pada riwayat yang dia kira sahih untuk menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dalam semua keadaan tersebut mereka menyangka bahwa merekalah yang berada di atas kebenaran, sedangkan selain mereka tidak berada di atas apa pun, maka mereka termasuk orang-orang yang paling merugi! Maka aku ingin memalingkan mereka dari sesuatu yang mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya menuju sesuatu yang bermanfaat dan tidak membawa mudarat, dan menyucikan bagi mereka agama yang telah Allah sempurnakan bagi mereka, dan jika mereka mengikutiku, aku akan membawa mereka menuju jalan Nabi dan membimbing mereka kepada sunnah beliau, kemudian mereka tidak akan mendapatiku pendusta atau orang yang menyembunyikan!”

9 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَلْخِيُّ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ لِلْمَنْصُورِ: مَا أَرَانِي إِلَّا نَاجِيًا وَمَا أَرَى فُلَانًا إِلَّا مِنَ الْهَالِكِينَ! قَالَ: هَذَا رَجُلٌ مَغْرُورٌ! وَمَا أَدْرَاكَ بِهِ؟! قَالَ: لِأَنِّي آخُذُ بِالرِّوَايَةِ وَأَنَّ فُلَانًا يَأْخُذُ بِالرَّأْيِ! قَالَ: دَعْ رِوَايَتَكَ كَمَا وَدَعْتَ رَأْيَكَ! فَإِنَّهُمَا ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ، لَا تَدْرِي أَيُّهُمَا أَشَدُّ ظُلْمَةً، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ! فَبَكَى الرَّجُلُ لَمَّا سَمِعَ هَذَا حَتَّى ابْتَلَّتْ لِحْيَتُهُ، ثُمَّ قَالَ: مَاذَا أَفْعَلُ إِذَنْ؟! قَالَ: أَتَعْرِفُ خَلِيفَةَ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ الرَّجُلُ: لَا، قَالَ: فَاعْرِفْهُ وَاسْتَمْسِكْ بِمَا سَمِعْتَهُ مِنْهُ بِهَاتَيْنِ الْأُذُنَيْنِ -وَأَخَذَ بِأُذُنِهِ- أَوْ حَدَّثَكَ عَنْهُ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِهِ وَهُوَ حَيٌّ، فَإِنَّ الْحَيَّ يَكَادُ أَنْ لَا يُكْذَبَ عَلَيْهِ، وَلَوْ كُذِبَ عَلَيْهِ لَرَدَّهُ، وَهُوَ يُبَيِّنُ لِأَهْلِ زَمَانِهِ، الشَّاهِدِ مِنْهُمْ وَالْغَائِبِ، حَتَّى إِذَا هَلَكَ يَرْجِعُ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِ إِلَى خَلِيفَتِهِ فِيهِمْ، فَيَسْمَعُونَ مِنْهُ وَيَرْوُونَ عَنْهُ، وَلَا يَقِفُونَ عَلَى هَالِكٍ وَلَا يَنْقَلِبُونَ إِلَيْهِ وَلَا يَقُولُونَ: ﴿إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ[3]، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ جَعَلَ لَهُمْ مِثْلَ مَا جَعَلَ لِآبَائِهِمْ، كِتَابًا مُبِينًا وَخَلِيفَةً رَاشِدًا، وَأَمَرَهُمْ بِمِثْلِ مَا كَانُوا يُؤْمَرُونَ! فَمَنْ أَخَذَ عَنْ خَلِيفَةِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَقَدْ أَخَذَ عَنِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ أَخَذَ عَنْ هَؤُلَاءِ الرُّوَاةِ وُكِلَ إِلَيْهِمْ، وَأَنَّى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ!

Terjemahan ucapan:

Abdullah bin Muhammad al-Balkhi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Seorang lelaki berkata kepada Mansur: “Aku melihat keselamatan pada diriku, dan aku melihat kehancuran pada si Fulan!” Beliau berkata: “Ini adalah orang yang sombong! Bagaimana engkau tahu?!” Dia berkata: “Karena aku berpegang pada riwayat, sedangkan si Fulan berpegang pada ra’yi!” Beliau berkata: “Tinggalkan riwayatmu sebagaimana engkau meninggalkan pendapatmu; karena keduanya adalah kegelapan berlapis-lapis, dan engkau tidak tahu mana yang lebih gelap, dan siapa yang tidak diberikan cahaya oleh Allah, maka tidak ada cahaya untuknya!” Maka ketika lelaki itu mendengarnya, dia menangis hingga jenggotnya basah, kemudian dia berkata: “Apa yang harus aku lakukan?!” Beliau berkata: “Apakah engkau mengenal Khalifah Allah di bumi?!” Lelaki itu berkata: “Tidak!” Beliau berkata: “Maka kenalilah beliau, dan berpeganglah pada apa yang engkau dengar dari beliau dengan kedua telingamu—dan beliau memegang kedua telinga lelaki itu—atau apa yang disampaikan salah seorang sahabat beliau dari beliau kepada engkau ketika beliau masih hidup; karena orang yang hidup hampir tidak dapat didustai, dan bahkan jika beliau didustai, maka beliau akan membantahnya dan akan menjelaskan kepada orang-orang pada zamannya baik yang hadir maupun yang tidak hadir, hingga beliau wafat, maka generasi berikutnya harus kembali kepada Khalifahnya di antara mereka, agar mereka mendengar dari beliau serta meriwayatkan dari beliau, dan mereka tidak boleh berhenti pada orang yang telah wafat, atau kembali kepada beliau, atau berkata: ‘Kami telah mendapati nenek moyang kami percaya pada suatu agama, dan kami mengikuti mereka’; karena Allah telah menjadikan untuk mereka apa yang Dia jadikan untuk nenek moyang mereka: Kitab yang mencerahkan dan seorang Khalifah yang diberi petunjuk, dan Dia telah memerintahkan mereka hal yang sama seperti yang diperintahkan kepada nenek moyang mereka! Maka, barang siapa mengambil dari Khalifah Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah mengambil dari Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa mengambil dari para perawi ini, maka dia akan diserahkan kepada mereka, dan bagaimana mungkin mereka dapat mencapai (kebenaran) dari tempat yang begitu jauh?!”

10 . أَخْبَرَنَا صَالِحُ بْنُ مُحَمَّدٍ السَّبْزَوَارِيُّ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ الْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي مَسْجِدٍ وَكَانَ مَعَنَا رِجَالٌ مِنَ السَّلَفِيَّةِ، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحْدَثَ لَكُمْ ذِكْرًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا السَّلَفَ، فَإِنَّ السَّلَفَ لَمْ يَتَّبِعُوا السَّلَفَ، وَلَكِنِ اتَّبَعُوا ذِكْرَهُمْ، وَإِنَّ مَنْ وَقَفَ عَلَى سَلَفٍ وَلَمْ يَتَّبِعْ مَا أَحْدَثَ اللَّهُ لَهُ مِنْ ذِكْرٍ فَقَدْ قَطَعَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ، ﴿أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ[4]! قَالَ رَجُلٌ مِنَ السَّلَفِيَّةِ: أَلَيْسَ كُلُّ مُحْدَثٍ بِدْعَةً؟! فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ وَقَالَ: الْبِدْعَةُ مَا أَحْدَثَ النَّاسُ فِي الدِّينِ، وَالذِّكْرُ مَا أَحْدَثَ اللَّهُ، ثُمَّ قَرَأَ: ﴿مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ[5]، قَالَ الرَّجُلُ: وَمَا ذِكْرٌ مُحْدَثٌ؟! قَالَ: إِمَامٌ يُحْدِثُهُ اللَّهُ فِي كُلِّ قَرْنٍ يَهْدِي بِأَمْرِهِ، لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيُحِقَّ الْقَوْلَ عَلَى الْكَافِرِينَ، قَالَ الرَّجُلُ: مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْقُرُونِ الثَّلَاثَةِ، إِنْ هَذَا إِلَّا بِدْعَةٌ! قَالَ: وَيْحَكَ، أَتَأْبَى إِلَّا أَنْ تُضَاهِئَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا؟! قَالُوا: ﴿مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ[6]! وَاللَّهِ مَا كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ مُسْلِمًا يَقُولُ بِهَذَا حَتَّى سَمِعْتُكُمْ تَقُولُونَ بِهِ يَا مَعْشَرَ السَّلَفِيَّةِ!

Terjemahan ucapan:

Salih bin Muhammad as-Sabzawari mengabarkan kepada kami, dia berkata: Kami berada di sisi hamba yang saleh (Mansur) di sebuah masjid, dan ada beberapa laki-laki dari kelompok Salafiyyah bersama kami, kemudian beliau menoleh kepada mereka dan berkata: “Sungguh, Allah telah memperbarui satu dzikir untuk kalian, maka ikutilah ia dan janganlah mengikuti para pendahulu; karena para pendahulu tidak mengikuti para pendahulu, melainkan mengikuti dzikir mereka, dan sungguh, barang siapa berhenti pada pendahulu dan tidak mengikuti dzikir yang Allah perbarui untuknya, maka dia telah memutus apa yang Allah perintahkan untuk disambung dan telah sesat dari jalan-Nya; ‘mereka adalah orang-orang yang diseru dari tempat yang jauh!’” Seorang dari Salafiyyah berkata: “Bukankah setiap hal yang baru adalah bid‘ah?!” Maka beliau menoleh kepadanya dan berkata: “Bid‘ah adalah sesuatu yang diperbarui oleh manusia dalam agama, sedangkan dzikir adalah sesuatu yang diperbarui oleh Allah.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Tidaklah suatu dzikir yang baru datang kepada mereka dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarkannya sambil memperolok-oloknya.” Laki-laki itu berkata: “Apa itu Dzikir yang diperbarui?!” Beliau berkata: “Seorang Imam yang Allah perbarui di setiap generasi, yang memberikan petunjuk dengan perintah-Nya, agar dia memperingatkan siapa saja yang hidup dan agar perkataan itu berlaku atas orang-orang kafir.” Orang itu berkata: “Kami belum pernah mendengar hal ini pada generasi pertama; ini tidak lain hanyalah bid‘ah!” Beliau berkata: “Celakalah engkau! Apakah engkau tidak ingin mengatakan kecuali seperti ucapan orang-orang kafir?! Mereka berkata: ‘Kami belum pernah mendengar hal ini dalam agama nenek moyang kami! ini tidak lain hanyalah sesuatu yang dibuat-buat.’ Demi Allah, aku tidak pernah mengira seorang Muslim akan mengucapkan ucapan ini, sampai aku mendengar kalian mengucapkannya, wahai kelompok Salafiyyah!”

11 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَبِيبٍ الطَّبَرِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: إِنَّ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّأْيَ إِنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ، وَإِنَّ الْمُحَدِّثِينَ يَقْذِفُونَ بِالْغَيْبِ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ، وَإِنَّ الْهُدَى هُدَى اللَّهِ! قُلْتُ: وَمَا هُدَى اللَّهِ؟! قَالَ: إِمَامٌ يَهْدِي بِأَمْرِ اللَّهِ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ وَيَحْكُمُ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ! قُلْتُ: لَا يَقْبَلُ النَّاسُ مِنْكَ هَذَا جُعِلْتُ فِدَاكَ، وَلَوْ قَبِلُوا مِنْكَ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ، وَلَكِنْ لَا يَفْعَلُونَ! قَالَ: دَعْهُمْ يَابْنَ حَبِيبٍ! فَإِنَّهُمْ سَوْفَ يَأْتِيهِمْ رَجُلٌ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، فَيَعْرِضُهُمْ عَلَى السَّيْفِ حَتَّى يَقْبَلُوهُ! أَلَا إِنَّهُ لَا يُعْطِيهِمْ إِلَّا السَّيْفَ، وَلَا يَأْخُذُ مِنْهُمْ إِلَّا السَّيْفَ، وَالْمَوْتُ تَحْتَ ظِلِّ السَّيْفِ!

Terjemahan ucapan:

Abdullah bin Habib at-Tabari mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Sesungguhnya, orang-orang yang mengikuti ra’yi hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya, para ahli hadis menyampaikan berita tentang perkara gaib dari tempat yang jauh, dan sesungguhnya, petunjuk (yang benar) adalah petunjuk Allah!” Aku berkata: “Apakah petunjuk Allah itu?!” Beliau berkata: “Seorang Imam yang dengan perintah Allah memberi petunjuk menuju Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya dan memutuskan perkara yang diperselisihkan di antara manusia!” Aku berkata: “Aku rela berkorban untuk engkau, manusia tidak akan menerima hal ini dari engkau, seandainya mereka menerimanya, niscaya mereka akan makan dari apa yang berada di atas kepala mereka dan di bawah kaki mereka, tetapi mereka tidak melakukannya!” Beliau berkata: “Biarkan mereka, wahai Ibnu Habib! Karena akan segera datang kepada mereka seorang lelaki dari diriku dan aku darinya, dan beliau akan menghadapi mereka dengan pedang hingga mereka menerimanya! Ketahuilah bahwa beliau tidak akan memberikan kepada mereka kecuali pedang, dan tidak akan mengambil dari mereka kecuali pedang dan kematian itu berada di bawah bayangan pedang!”

12 . أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخَتْلَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: رَحِمَ اللَّهُ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ! كَانُوا يَمْنَعُونَ مِنْ كِتَابَةِ الْحَدِيثِ، وَكَانَ أَحَدُهُمْ يَعْمِدُ إِلَى أَحَادِيثَ مَكْتُوبَةٍ فَيَأْخُذُهَا وَيَقْذِفُهَا فِي التَّنُّورِ، وَلَوْ كَانَ لِي أَمْرٌ لَسِرْتُ بِسِيرَتِهِمْ! قُلْتُ: جُعِلْتُ فِدَاكَ، هَلْ أَكْتُمُ هَذَا؟ قَالَ: لَا، بَلْ نَادِ بِهِ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ!

Terjemahan ucapan:

Yunus bin Abdullah al-Khatlani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Semoga Allah merahmati para sahabat Muhammad (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam)! mereka mencegah menulis hadis, dan siapa pun di antara mereka menemukan hadis-hadis yang tertulis, dia akan mengambilnya lalu melemparkannya ke dalam tungku, dan jika aku memiliki kekuasaan, aku akan bertindak seperti mereka!” Aku berkata: “Aku rela berkorban untuk engkau, apakah aku harus merahasiakan hal ini (dari orang-orang)?” Beliau berkata: “Tidak, umumkanlah hal ini di tengah-tengah mereka, agar mereka mengambil pelajaran!”

Penjelasan ucapan:

Yang beliau maksud dengan Hadis dan riwayat dalam ucapan-ucapan hikmah yang mencerahkan ini adalah riwayat ahad dari Nabi dan para khalifah terdahulu, dan bagi beliau riwayat tersebut bukanlah hujjah karena tidak menunjukkan apa pun selain dugaan, ﴿وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا[7]; “dan dugaan tidak cukup untuk (membuktikan) kebenaran”, sebagaimana telah beliau jelaskan secara rinci dengan dalil-dalil yang tegas dalam pembahasan “Meluasnya Kecenderungan Hadis” pada buku Kembali ke Islam, dan yang beliau maksud bukanlah riwayat mutawatir, karena bagi beliau riwayat tersebut merupakan hujjah karena memberikan pengetahuan, meskipun jumlahnya sedikit dan tidak menghilangkan kebutuhan akan Khalifah yang hidup, dan yang beliau maksud bukan pula riwayat ahad dari Khalifah yang hidup, karena bagi beliau riwayat tersebut juga merupakan hujjah karena disertai dengan bukti yang memberikan pengetahuan.

Untuk penjelasan lebih lanjut tentang hal ini, lihat ucapan 12 dan 13 dari kumpulan ucapan beliau yang penuh hikmah.

↑[1] . An-Nisa’/ 59
↑[2] . An-Nisa’/ 59
↑[3] . Az-Zukhruf/ 23
↑[4] . Fussilat/ 44
↑[5] . Al-Anbiya’/ 2
↑[6] . Sad/ 7
↑[7] . An-Najm/ 28
Bagikan
Bagikan konten ini dengan teman-teman Anda untuk membantu menyebarkan pengetahuan; memberi tahu orang lain tentang pengetahuan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih.
Email
Telegram
Facebook
Twitter
Anda juga bisa membaca konten ini dalam bahasa berikut ini:
Jika Anda fasih dalam bahasa lain, terjemahkan konten ini ke bahasa tersebut dan kirimkan terjemahan Anda kepada kami untuk diterbitkan di situs web. [Formulir Terjemahan]