Selasa, 25 November 2025 / 4 Jumadil Akhir 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Surat baru: Beberapa kutipan surat yang ditulis oleh Yang Terhormat yang berisi celaan terhadap para penguasa zalim yang mengaku memiliki kewenangan keagamaan, serta para pengikut mereka. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Dua belas ucapan dari Yang Terhormat terkait fakta bahwa hujjah hanyalah Kitab Allah dan Khalifah-Nya di bumi, bukan pendapat dan bukan pula riwayat. Klik di sini untuk membaca. Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading
Ucapan
 

1. أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ الْجُوزَجَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ الْهَاشِمِيَّ الْخُرَاسَانِيَّ يَقُولُ: لَا بُدَّ لِلنَّاسِ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَهُمْ، وَذَلِكَ عَهْدٌ عَهِدَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ إِذِ ابْتَلَاهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ: ﴿قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ[1]، فَمَنْ مَاتَ وَلَا يَعْرِفُ هَذَا الْإِمَامَ فَقَدْ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً، أَلَا إِنَّهُ لَيْسَ أَبَا بَكْرٍ الْبَغْدَادِيَّ وَلَا مُحَمَّدعُمَرَ الْقَنْدَهَارِيَّ وَلَا فُلَانًا وَلَا فُلَانًا -فَمَا أَبْقَى رَجُلًا مِنْ أَئِمَّةِ الْقَوْمِ إِلَّا سَمَّاهُ- وَلَكِنَّهُ الْمَهْدِيُّ، ثُمَّ تَمَثَّلَ بِقَوْلِ دِعْبِلِ بْنِ عَلِيٍّ الْخُزَاعِيِّ فَقَالَ:

خُرُوجُ إِمَامٍ لَا مَحَالَةَ خَارِجٌ ... يَقُومُ عَلَى اسْمِ اللَّهِ وَالْبَرَكَاتِ

يَمِيزُ فِينَا كُلَّ حَقٍّ وَبَاطِلٍ ... وَيَجْزِي عَلَى النَّعْمَاءِ وَالنَّقَمَاتِ

فَيَا نَفْسُ طَيِّبِي ثُمَّ يَا نَفْسُ أَبْشِرِي ... فَغَيْرُ بَعِيدٍ مَا هُوَ آتٍ.

Terjemahan ucapan:

Isa bin Abdul Hamid al-Jowzajani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Manusia tidak memiliki pilihan kecuali seorang Imam yang adil dari keturunan Ibrahim (Alaihis Salam), yang telah Allah tetapkan untuk mereka, dan ini adalah janji yang telah Allah buat dengan beliau ketika Dia menguji beliau dengan beberapa kalimat, lalu beliau melaksanakannya dengan sempurna: ‘Dia berfirman: “Aku hendak menetapkanmu sebagai Imam bagi manusia.” Dia berkata: “Dan dari keturunanku juga?” Dia berfirman: “janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”’ Maka siapa pun yang mati dalam keadaan tidak mengenal Imam ini, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah! Ketahuilah bahwa dia bukan Abu Bakar al-Baghdadi atau Muhammad Umar al-Qandahari atau si fulan atau si fulan”—kemudian beliau tidak meninggalkan seorang pun dari para imam manusia melainkan menyebut mereka satu per satu dengan nama—“Melainkan, dia adalah al-Mahdi!” Kemudian beliau memberikan syair dari Di‘bal bin Ali al-Khuza’I sebagai contoh dan berkata: “Kedatangan seorang Imam yang pasti akan datang, akan bangkit dengan nama Allah dan dengan keberkahan-Nya, akan memisahkan setiap kebenaran dan kebatilan di antara kita, dan akan memberi balasan atas setiap kebaikan dan memberi hukuman atas setiap keburukan. Maka, wahai jiwa! Tenanglah dan bergembiralah, karena segala sesuatu yang pasti datang tidaklah jauh!”

2 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَبِيبٍ الطَّبَرِيُّ، قَالَ: كَانَ فِي الْمَحَلَّةِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَكَانَ لَهُ حُسْنُ خُلْقٍ وَحُسْنُ عِبَادَةٍ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ الْمَنْصُورُ يَوْمًا فَرَقَّ لَهُ، فَكَتَبَ إِلَيْهِ: يَا مُحَمَّدُ! إِنَّ الَّذِي أَنْتَ عَلَيْهِ حَسَنٌ وَهُوَ يُعْجِبُنِي، إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ لَكَ مَعْرِفَةٌ، فَاذْهَبْ وَاطْلُبِ الْمَعْرِفَةَ، أَفَلَا يَسْتَحْيِي أَحَدُكُمْ أَنْ يَعِيشَ أَرْبَعِينَ سَنَةً لَا يَعْرِفُ إِمَامَ زَمَانِهِ حَتَّى يَمُوتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً؟!

Terjemahan ucapan:

Abdullah bin Habib at-Tabari mengabarkan kepada kami, dia berkata: Di sebuah lingkungan ada seorang laki-laki berilmu yang memiliki akhlak baik dan ibadah yang bagus. Lalu suatu hari Mansur memandangnya dan merasa iba kepadanya, maka beliau menulis surat untuknya: “Wahai Muḥammad! Sungguh, apa yang engkau lakukan itu baik dan aku menyukainya, namun engkau tidak memiliki ma‘rifah, maka pergilah dan carilah ma‘rifah! Tidakkah salah seorang dari kalian malu hidup empat puluh tahun tanpa mengenal Imam zamannya, hingga akhirnya dia mati sebagai kematian jahiliah?!”

3 . أَخْبَرَنَا جُبَيْرُ بْنُ عَطَاءٍ الْخُجَنْدِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: مَنْ دَانَ اللَّهَ وَلَا يَعْرِفُ إِمَامًا مِنَ اللَّهِ يُعَلِّمُ كِتَابَهُ وَيُقِيمُ حُدُودَهُ فَدِيَانَتُهُ غَيْرُ مَقْبُولَةٍ، وَهُوَ ضَالٌّ يَتِيهُ فِي الْأَرْضِ، كَمَثَلِ شَاةٍ ضَلَّتْ عَنْ رَاعِيهَا وَقَطِيعِهَا، فَتَاهَتْ فِي الْجِبَالِ يَوْمَهَا، فَلَمَّا أَنْ جَاءَهَا اللَّيْلُ بَصُرَتْ بِقَطِيعِ غَنَمٍ أُخْرَى، فَظَنَّتْ أَنَّهَا قَطِيعُهَا، فَجَاءَتْ إِلَيْهَا فَبَاتَتْ مَعَهَا فِي مَرْبَضِهَا، حَتَّى إِذَا أَصْبَحَتْ أَنْكَرَتْهَا، فَفَارَقَتْهَا مُتَحَيِّرَةً تَطْلُبُ رَاعِيَهَا وَقَطِيعَهَا، فَبَصُرَتْ بِقَطِيعِ غَنَمٍ أُخْرَى، فَعَمَدَتْ نَحْوَهَا وَحَنَتْ عَلَيْهَا فَرَءآهَا الرَّاعِيُ، فَأَنْكَرَهَا فَصَاحَ بِهَا: إِلْحَقِي بِقَطِيعِكِ أَيَّتُهَا الشَّاةُ الضَّالَّةُ الْمُتَحَيِّرَةُ! فَهُجِمَتْ ذَعِرَةً مُتَحَيِّرَةً، لَا رَاعِيَ لَهَا يُرْشِدَهَا إِلَى مَرْعَاهَا أَوْ يَرُدَّهَا إِلَى مَرْبَضِهَا، فَبَيْنَا هِيَ كَذَلِكَ إِذَا اغْتَنَمَ ذِئْبٌ ضَيْعَتَهَا فَأَكَلَهَا، وَكَذَلِكَ مَنْ لَا يَعْرِفُ إِمَامَهُ مِنَ اللَّهِ فَيَلْتَحِقُ يَوْمًا بِرَجُلٍ وَيَوْمًا بِرَجُلٍ، حَتَّى إِذَا أَدْرَكَتْهُ شَقَاوَتُهُ يَوْمًا مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ فَأَهْلَكَتْهُ.

Terjemahan ucapan:

Jubair bin Ata’ al-Khujandi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Barang siapa beragama kepada Allah tetapi tidak mengenal seorang Imam dari Allah yang mengajarkan Kitab-Nya dan menegakkan hukum-Nya, maka agamanya tidak diterima, dan dia adalah orang yang tersesat di bumi, seperti seekor domba yang tersesat dari gembalanya dan dari kawanannya, maka ia menghabiskan hari berkelana di pegunungan, lalu ketika malam tiba, ia melihat sekawanan domba lain dan mengira bahwa itu adalah kawanannya, maka ia mendatanginya dan bermalam bersama mereka di kandang mereka hingga pagi tiba dan ia mendapati bahwa kawanan itu tampak asing, lalu ia kembali mengembara dan menjauh dari kawanan tersebut sambil mencari gembala dan kawanannya, kemudian ia melihat kawanan domba lain, maka ia bergerak ke arahnya dan mendekatinya, tetapi gembala kawanan itu melihatnya dan mendapati bahwa ia bukan bagian dari kawanannya, maka gembala berteriak kepadanya: ‘Kembalilah kepada kawananmu, wahai domba yang sesat lagi bingung!’ Maka ia lari ketakutan dan bingung, tidak ada gembala yang menunjukkannya ke padang rumputnya atau mengembalikannya ke kandangnya. Kemudian, ketika ia dalam keadaan demikian, seekor serigala memanfaatkan kesendiriannya dan lalu memakannya. Demikian pula orang yang tidak mengenal Imamnya dari Allah, maka hari ini dia bergabung dengan seorang lelaki dan besok dengan lelaki yang lain hingga suatu hari kesengsaraannya menyergapnya dan membinasakannya!”

4 . أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّالَقَانِيُّ، قَالَ: قَالَ لِي سَيِّدِي الْمَنْصُورُ: يَا أَحْمَدُ! أَتَعْرِفُ إِمَامَ زَمَانِكَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، كَمَا أَعْرِفُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ! قَالَ: اعْرِفْهُ، فَإِنَّ الْحَيْرَةَ وَالذِّلَّةَ وَالْمَسْكَنَةَ وَالْخِزْيَ وَالضَّلَالَةَ وَالْهَلَاكَ لِمَنْ لَا يَعْرِفُ إِمَامَ زَمَانِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا أَحْمَدُ! أَتُطِيعُ إِمَامَ زَمَانِكَ؟ قُلْتُ: رُبَّمَا وَلَعَلَّ! قَالَ: أَطِعْهُ، فَإِنَّ مَنْ يَعْرِفُ الْإِمَامَ وَلَا يُطِيعُهُ كَمَنْ يَعْرِفُ السَّبِيلَ وَلَا يَسْلُكُهُ، فَمَا أَحْرَى بِهِ أَنْ يَكُونَ هَالِكًا، ثُمَّ قَالَ: يَا أَحْمَدُ! إِنَّ النَّاسَ أَمْوَاتٌ وَمَا حَيَاتُهُمْ إِلَّا الْمَعْرِفَةُ، وَالطَّاعَةُ مِيزَانُ الْمَعْرِفَةِ، يَا أَحْمَدُ! أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ مَنْ لَمْ يَعْرِفْ إِمَامَ زَمَانِهِ كُتِبَ فِي قَلْبِهِ: آيِسٌ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، وَأَنَّ مَنْ عَرَفَهُ وَلَمْ يُطِعْهُ كَانَ مِنَ الْخَاسِرِينَ؟! يَا أَحْمَدُ! إِنَّ مَنْ رَغِبَ عَنْ إِمَامِ زَمَانِهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى مَنْ رَغِبَ إِلَيْهِ، ثُمَّ لَا يُبَالِي فِي أَيِّ وَادٍ هَلَكَ، يَا أَحْمَدُ! إِنَّ مَنْ يَنْتَظِرُ إِمَامَ زَمَانِهِ فِي غَيْبَتِهِ كَمَنْ يُجَاهِدُ بَيْنَ يَدَيْهِ عِنْدَ ظُهُورِهِ، بَلْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ، يَا أَحْمَدُ! أَتَدْرِي كَيْفَ انْتِظَارُهُ؟ قُلْتُ: ذِكْرُهُ كَثِيرًا وَالدُّعَاءُ لَهُ! قَالَ: إِنَّ هَذَا لَصَالِحٌ، وَلَكِنَّ انْتِظَارَهُ الدَّعْوَةُ إِلَيْهِ وَالتَّمْكِينُ لَهُ فِي غَيْبَتِهِ، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: ﴿وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ[2]، أَيْ فِي غَيْبَتِهِمْ؛ كَمَا قَالَتِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ إِذَا حَصْحَصَ الْحَقُّ وَيُوسُفُ غَائِبٌ: ﴿ذَلِكَ لِيَعْلَمَ أَنِّي لَمْ أَخُنْهُ بِالْغَيْبِ[3] أَيْ فِي غَيْبَةِ يُوسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ.

Terjemahan ucapan:

Ahmad bin Abdurahman at-Taloqani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Tuanku Mansur berkata kepadaku: “Wahai Ahmad! Apakah engkau mengenal Imam zamanmu?” Aku berkata: “Ya, sebagaimana aku mengenal malam dan siang!” Beliau berkata: “Kenalilah beliau dengan sebenar-benarnya; karena kebingungan, kehinaan, kesengsaraan, kerendahan, kesesatan, dan kebinasaan adalah bagi siapa yang tidak mengenal Imam zamannya!” Kemudian beliau berkata: “Wahai Ahmad! Apakah engkau taat kepada Imam zamanmu?” Aku berkata: “Mungkin…barangkali! Beliau berkata: “Taatilah beliau; karena orang yang mengenal Imam tetapi tidak menaati beliau seperti orang yang mengetahui jalan namun tidak menempuhnya, betapa pantas dia binasa!” Kemudian beliau berkata: “Wahai Ahmad! Sesungguhnya manusia itu mati, dan kehidupan mereka hanyalah ma‘rifah, dan ketaatan adalah timbangan untuk (mencapai) ma‘rifah! Wahai Ahmad! Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang tidak mengenal Imam zamannya, tertulis di hatinya: ‘Putus asa dari rahmat Allah’, dan siapa yang mengenal beliau namun tidak menaati beliau maka dia termasuk orang-orang yang merugi?! Wahai Ahmad! Sesungguhnya, siapa yang berpaling dari Imam zamannya, Allah meninggalkannya kepada siapa yang dia tuju, dan Dia tidak peduli di lembah mana dia akan binasa! Wahai Ahmad! Sesungguhnya, orang yang mengharapkan Imam zamannya saat beliau tidak hadir seperti orang yang berjihad di hadapan beliau ketika beliau muncul, bahkan dia lebih baik daripadanya! Wahai Ahmad! Tahukah engkau bagaimana mengharapkan beliau?!” Aku menjawab: “Dengan banyak mengingat beliau dan mendoakan beliau!” Beliau berkata: “Sungguh, itu bagus, tetapi mengharapkan beliau adalah mengajak [manusia] kepada beliau dan mempersiapkan kemunculan beliau saat beliau belum hadir! Sesungguhnya, Allah Ta’ala berfirman: ‘Dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong Allah dan Nabi-Nya secara tersembunyi’, yaitu saat mereka belum hadir; sebagaimana istri al-Aziz berkata ketika kebenaran telah tampak saat Yusuf tidak hadir: ‘(aku melakukan) ini agar dia mengetahui bahwa aku tidak mengkhianatinya saat dia tidak hadir’, yaitu saat Nabi Yusuf (Alaihis Salam) tidak hadir.”

↑[1] . Al-Baqarah/ 124
↑[2] . Al-Hadid/ 25
↑[3] . Yusuf/ 52
Bagikan
Bagikan konten ini dengan teman-teman Anda untuk membantu menyebarkan pengetahuan; memberi tahu orang lain tentang pengetahuan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih.
Email
Telegram
Facebook
Twitter
Anda juga bisa membaca konten ini dalam bahasa berikut ini:
Jika Anda fasih dalam bahasa lain, terjemahkan konten ini ke bahasa tersebut dan kirimkan terjemahan Anda kepada kami untuk diterbitkan di situs web. [Formulir Terjemahan]