Kamis, 11 September 2025 / 18 Rabiul Awal 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Surat baru: Sebuah Surat yang Sangat Bermanfaat dari Yang Terhormat yang Berisi Tiga Puluh Wasiat Akhlak. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Sebuah ucapan dari Yang Mulia tentang mereka yang saat ini tidak menghargainya dan mengejek seruannya kepada Mahdi. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading
Pelajaran
 
Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sesuai dengan perintah-Nya.
Hadis-Hadis Sahih dari Ahlul Bait Tentangnya

Hadis No. 26

Bumi tidak pernah tanpa seseorang yang menegakkan hujjah bagi Allah, dan beliau bisa tampak atau tersembunyi karena takut.

رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381هـ] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ الْوَلِيدُِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ الصَّفَّارِ، وَسَعْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ الْحِمْيَرِيِّ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى، وَإِبْرَاهِيمَ بْنِ هَاشِمٍ، جَمِيعًا عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي نَجْرَانَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ الثُّمَالِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُنْدُبٍ الْفَزَارِيِّ، عَنْ كُمَيْلِ بْنِ زِيَادٍ النَّخَعِيِّ، قَالَ:

أَخَذَ بِيَدِي أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَأَخْرَجَنِي إِلَى الْجَبَّانِ، فَلَمَّا أَصْحَرَ تَنَفَّسَ الصُّعَدَاءَ، ثُمَّ قَالَ: «يَا كُمَيْلَ بْنَ زِيَادٍ، إِنَّ هَذِهِ الْقُلُوبَ أَوْعِيَةٌ، فَخَيْرُهَا أَوْعَاهَا. فَاحْفَظْ عَنِّي مَا أَقُولُ لَكَ. النَّاسُ ثَلَاثَةٌ: فَعَالِمٌ رَبَّانِيٌّ، وَمُتَعَلِّمٌ عَلَى سَبِيلِ نَجَاةٍ، وَهَمَجٌ رَعَاعٌ، أَتْبَاعُ كُلِّ نَاعِقٍ، يَمِيلُونَ مَعَ كُلِّ رِيحٍ، لَمْ يَسْتَضِيئُوا بِنُورِ الْعِلْمِ، وَلَمْ يَلْجَئُوا إِلَى رُكْنٍ وَثِيقٍ. يَا كُمَيْلُ، الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ، وَالْمَالُ تَنْقُصُهُ النَّفَقَةُ، وَالْعِلْمُ يَزْكُوا عَلَى الْإِنْفَاقِ، وَصَنِيعُ الْمَالِ يَزُولُ بِزَوَالِهِ. يَا كُمَيْلَ بْنَ زِيَادٍ، مَعْرِفَةُ الْعِلْمِ دِينٌ يُدَانُ بِهِ، بِهِ يَكْسِبُ الْإِنْسَانُ الطَّاعَةَ فِي حَيَاتِهِ، وَجَمِيلَ الْأُحْدُوثَةِ بَعْدَ وَفَاتِهِ، وَالْعِلْمُ حَاكِمٌ، وَالْمَالُ مَحْكُومٌ عَلَيْهِ. يَا كُمَيْلُ، هَلَكَ خُزَّانُ الْأَمْوَالِ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، وَالْعُلَمَاءُ بَاقُونَ مَا بَقِيَ الدَّهْرُ، أَعْيَانُهُمْ مَفْقُودَةٌ، وَأَمْثَالُهُمْ فِي الْقُلُوبِ مَوْجُودَةٌ. هَا إِنَّ هَاهُنَا لَعِلْمًا جَمًّا -وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ- لَوْ أَصَبْتُ لَهُ حَمَلَةً، بَلَى أَصَبْتُ لَقِنًا غَيْرَ مَأْمُونٍ عَلَيْهِ، مُسْتَعْمِلًا آلَةَ الدِّينِ لِلدُّنْيَا، وَمُسْتَظْهِرًا بِنِعَمِ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ، وَبِحُجَجِهِ عَلَى أَوْلِيَائِهِ، أَوْ مُنْقَادًا لِحَمَلَةِ الْحَقِّ، لَا بَصِيرَةَ لَهُ فِي أَحْنَائِهِ، يَنْقَدِحُ الشَّكُّ فِي قَلْبِهِ لِأَوَّلِ عَارِضٍ مِنْ شُبْهَةٍ. أَلَا لَا ذَا وَلَا ذَاكَ، أَوْ مَنْهُومًا بِاللَّذَّةِ، سَلِسَ الْقِيَادِ لِلشَّهْوَةِ، أَوْ مُغْرَمًا بِالْجَمْعِ وَالْإِدِّخَارِ. لَيْسَا مِنْ رُعَاةِ الدِّينِ فِي شَيْءٍ. أَقْرَبُ شَيْءٍ شَبَهًا بِهِمَا الْأَنْعَامُ السَّائِمَةُ. كَذَلِكَ يَمُوتُ الْعِلْمُ بِمَوْتِ حَامِلِيهِ. اللَّهُمَّ بَلَى، لَا تَخْلُو الْأَرْضُ مِنْ قَائِمٍ لِلَّهِ بِحُجَّةٍ، إِمَّا ظَاهِرًا مَشْهُورًا، وَإِمَّا خَائِفًا مَغْمُورًا، لِئَلَّا تَبْطُلَ حُجَجُ اللَّهِ وَبَيِّنَاتُهُ، وَكَمْ ذَا؟ وَأَيْنَ أُولَئِكَ؟ أُولَئِكَ وَاللَّهِ الْأَقَلُّونَ عَدَدًا، وَالْأَعْظَمُونَ عِنْدَ اللَّهِ قَدْرًا، يَحْفَظُ اللَّهُ بِهِمْ حُجَجَهُ وَبَيِّنَاتِهِ، حَتَّى يُودِعُوهَا نُظَرَاءَهُمْ، وَيَزْرَعُوهَا فِي قُلُوبِ أَشْبَاهِهِمْ، هَجَمَ بِهِمُ الْعِلْمُ عَلَى حَقِيقَةِ الْبَصِيرَةِ، وَبَاشَرُوا رُوحَ الْيَقِينِ، وَاسْتَلَانُوا مَا اسْتَوْعَرَهُ الْمُتْرَفُونَ، وَأَنِسُوا بِمَا اسْتَوْحَشَ مِنْهُ الْجَاهِلُونَ، وَصَحِبُوا الدُّنْيَا بِأَبْدَانٍ أَرْوَاحُهَا مُعَلَّقَةٌ بِالْمَحَلِّ الْأَعْلَى. أُولَئِكَ خُلَفَاءُ اللَّهِ فِي أَرْضِهِ، وَالدُّعَاةُ إِلَى دِينِهِ. آهٍ آهٍ، شَوْقًا إِلَى رُؤْيَتِهِمْ! انْصَرِفْ يَا كُمَيْلُ إِذَا شِئْتَ -وَفِي رِوَايَةِ فُضَيْلِ بْنِ خُدَيْجٍ: وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكَ».

Terjemahan:

Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, (dengan redaksi sebagai berikut) dia berkata: Muhammad bin Hasan bin Ahmad bin Walid meriwayatkan kepada kami, dari Muhammad bin Hasan as-Saffar, Sa‘d bin Abdullah, dan Abdullah bin Ja’far al-Himyari, dari Ahmad bin Muhammad bin Isa dan Ibrahim bin Hasyim, dari Abdurrahman bin Abi Najran, dari Ashim bin Humaid, dari Abu Hamzah ats-Tsumali, dari Abdurrahman bin Jundab al-Fazari, dari Kumail bin Ziyad an-Nakha’i yang berkata:

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (Alaihis Salam) memegang tanganku dan membawaku ke padang pasir. Ketika kami sampai di padang pasir, beliau menarik napas panjang dan berkata: “Wahai Kumail bin Ziyad! Hati adalah wadah, dan yang terbaik di antaranya adalah yang paling mampu menjaga. Ingatlah baik-baik apa yang aku katakan kepadamu. Manusia ada tiga golongan: seorang ulama rabbani, seorang pembelajar yang berada di jalan keselamatan, serta sekam dan rumput liar, yaitu orang-orang yang mengikuti setiap suara keras dan terombang-ambing oleh setiap angin. Mereka tidak diterangi cahaya ilmu, dan tidak bersandar pada tiang yang kokoh. Wahai Kumail! Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau, sedangkan engkau menjaga harta. Harta akan berkurang dengan dibelanjakan, sementara ilmu bertambah dengan dibagikan. Apa pun yang dibeli dengan harta akan hilang. Wahai Kumail bin Ziyad! Cinta kepada ilmu adalah sebuah keyakinan yang dipasrahkan; dengannya, manusia memperoleh ketaatan dalam hidupnya dan nama baik setelah kematiannya. Ilmu adalah penguasa, sementara harta adalah yang diperintah. Wahai Kumail! Mereka yang menimbun harta adalah mati meski masih hidup. Sedangkan para ulama tetap ada selama zaman masih ada; diri mereka lenyap, tetapi kata-kata hikmah mereka hidup dalam hati. Oh, di sini”, dan beliau menunjuk ke dadanya dengan tangannya “tersimpan ilmu yang melimpah. Andai aku bisa menemukan yang dapat membawanya! Ya, aku menemukan seseorang yang memahami dengan baik tetapi tidak amanah terhadapnya. Dia menggunakan agama sebagai sarana dunia dan mencari kekuasaan atas makhluk Allah dengan hujjah-Nya, dan atas teman-Nya dengan nikmat-Nya. Atau seseorang yang mengikuti pembawa ilmu, tetapi tanpa pemahaman terhadap liku-likunya, hatinya mudah goyah dengan setiap keraguan yang muncul. Ketahuilah, bukan ini dan bukan itu, bukan dia yang haus akan kenikmatan dan menyerahkan kendalinya pada syahwat, bukan orang yang hanya mengejar tumpukan harta. Tidak ada satu pun dari mereka yang menjadi penjaga agama. Mereka lebih mirip binatang ternak. Begitulah ilmu mati bersama kematian pembawanya. Ya Allah, Bumi tidak pernah tanpa seseorang yang bangkit untuk Allah dengan hujjah, baik dia tampak dan terkenal, atau tersembunyi dan tidak dikenal, agar hujjah dan tanda jelas Allah tidak menjadi batal. Namun, berapa jumlah mereka dan di mana mereka?! Demi Allah, jumlah mereka sedikit tetapi kedudukan mereka agung. Allah menjaga hujjah dan tanda jelas-Nya melalui mereka, hingga mereka menyerahkannya kepada orang yang seperti mereka, dan menanamkannya dalam hati orang yang seperti mereka. Ilmu berlari kencang menuju mereka dengan pandangan yang benar. Mereka telah menyatu dengan ruh keyakinan. Mereka menganggap mudah apa yang dianggap sulit oleh orang-orang yang dimanjakan, dan mereka menemukan ketenangan dalam apa yang ditakuti oleh orang-orang yang bodoh. Mereka hidup di dunia dengan jasad, sementara jiwa mereka tergantung pada Alam Tertinggi. Mereka adalah khalifah Allah di bumi-Nya dan para penyeru kepada agama-Nya. Ah, betapa rindunya aku untuk bertemu mereka! Wahai Kumail! Kembalilah kapan pun yang engkau mau.” Dan dalam riwayat Fudhail bin Khudaij disebutkan: “Aku memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan untukmu.”

Pertimbangan

قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَذَا حَدِيثٌ ثَابِتٌ عَنْ كُمَيْلِ بْنِ زِيَادٍ وَكَانَ مِنْ بِطَانَةِ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَقَدْ رَوَاهُ عَنْهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ جُنْدُبٍ وَفُضَيْلُ بْنُ خُدَيْجٍ وَمُجَاهِدٌ وَأَبُو صَالِحٍ وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ التَّيْمِيُّ وَهُوَ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي هَذَا الْبَابِ، ذَكَرَهُ ابْنُ عَبْدِ الْبِرِّ [ت463ه‍] فِي «جَامِعِ بَيَانِ الْعِلْمِ وَفَضْلِهِ»[2] وَقَالَ: «هُوَ حَدِيثٌ مَشْهُورٌ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ يُسْتَغْنَى عَنِ الْإِسْنَادِ لِشُهْرَتِهِ عِنْدَهُمْ» وَقَالَ ابْنُ كَثِيرٍ [ت774ه‍] فِي «الْبِدَايَةِ وَالنِّهَايَةِ»[3]: «قَدْ رَوَاهُ جَمَاعَةٌ مِنَ الْحُفَّاظِ الثِّقَاتِ».

Terjemahan:

Mansur (Hafizhahullah Ta‘ala) berkata: Ini adalah hadis yang terbukti dari Kumail bin Ziyad, dan dia termasuk sahabat dekat Ali (Alaihis Salam). Dan Abdurrahman bin Jundub, Fudhail bin Khudaij, Mujahid, Abu Shalih, dan Ubaidullah bin Umar at-Taimi meriwayatkannya darinya. Dan itu adalah riwayat yang paling sahih dalam topik ini; (sebagaimana) Ibnu Abd al-Barr [w. 463 H] menyebutkannya dalam kitab Jami‘ Bayan al-‘Ilm wa Fadlih dan berkata: “Itu adalah hadis yang terkenal di kalangan para ulama, yang dengan ketenarannya di antara mereka tidak lagi membutuhkan sanad.” Dan Ibnu Katsir [w. 774 H] dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah berkata: “Sekelompok perawi hafizh dan terpercaya telah meriwayatkannya.”

Penguat No. 1

وَرَوَى إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ الثَّقَفِيُّ [ت283ه‍] فِي «الْغَارَاتِ»[4]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ الْحَرِيرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي الثِّقَةُ، عَنْ كُمَيْلِ بْنِ زِيَادٍ.

Terjemahan:

Selain itu, Ibrahim bin Muhammad ats-Tsaqafi [w. 283 H] meriwayatkan dalam kitab al-Gharat, dia berkata: Abu Zakariyya Yahya bin Shalih al-Hariri meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Seorang yang terpercaya meriwayatkan kepadaku dari Kumail bin Ziyad.

Penguat No. 2

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه‍] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[5]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي وَمُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى وَمُحَمَّدِ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ أَبِي الْخَطَّابِ وَالْهَيْثَمِ بْنِ أَبِي مَسْرُوقٍ النَّهْدِيِّ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ مَحْبُوبٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي الثِّقَةُ مِنْ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ سَمِعَ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنَّكَ لَا تُخْلِي الْأَرْضَ مِنْ حُجَّةٍ لَكَ عَلَى خَلْقِكَ ظَاهِرٍ أَوْ خَافٍ مَغْمُورٍ، لِئَلَّا تَبْطُلَ حُجَجُكَ وَبَيِّنَاتُكَ».

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Ayahku dan Muhammad bin Hasan meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Sa‘d bin Abdullah meriwayatkan kepada kami, dari Ahmad bin Muhammad bin Isa, Muhammad bin Husain bin Abi Khattab, dan Haitsam bin Abi Masruq an-Nahdi, dari Hasan bin Mahbub, dari Hisyam bin Salim, dari Abu Ishaq al-Hamdani yang berkata: seorang yang terpercaya dari kalangan sahabat kami meriwayatkan kepadaku bahwa dia mendengar Amirul Mukminin (Alaihis Salam) berkata: “Ya Allah, Sungguh, Engkau tidak membiarkan bumi tanpa seorang hujjah-Mu atas makhluk-Mu, baik beliau tampak dan terkenal maupun tersembunyi dan tidak dikenal, sehingga hujjah dan tanda-Mu tidak menjadi batal.”

Penguat No. 3

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْكُلَيْنِيُّ [ت329ه‍] فِي «الْكَافِي»[6]، قَالَ: حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ زِيَادٍ، عَنِ ابْنِ مَحْبُوبٍ، عَنْ أَبِي أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ مَحْبُوبٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، قَالَ: حَدَّثَنِي الثِّقَةُ مِنْ أَصْحَابِ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُمْ سَمِعُوا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَقُولُ فِي خُطْبَةٍ لَهُ: «اللَّهُمَّ وَإِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّ الْعِلْمَ لَا يَأْرِزُ كُلُّهُ، وَلَا يَنْقَطِعُ مَوَادُّهُ، وَأَنَّكَ لَا تُخْلِي أَرْضَكَ مِنْ حُجَّةٍ لَكَ عَلَى خَلْقِكَ، ظَاهِرٍ لَيْسَ بِالْمُطَاعِ أَوْ خَائِفٍ مَغْمُورٍ، كَيْلَا تَبْطُلَ حُجَجُكَ وَلَا يَضِلَّ أَوْلِيَاؤُكَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَهُمْ، بَلْ أَيْنَ هُمْ؟ وَكَمْ؟ أُولَئِكَ الْأَقَلُّونَ عَدَدًا وَالْأَعْظَمُونَ عِنْدَ اللَّهِ جَلَّ ذِكْرُهُ قَدْرًا، الْمُتَّبِعُونَ لِقَادَةِ الدِّينِ، الْأَئِمَّةِ الْهَادِينَ، الَّذِينَ يَتَأَدَّبُونَ بِآدَابِهِمْ وَيَنْهَجُونَ نَهْجَهُمْ، فَعِنْدَ ذَلِكَ يَهْجُمُ بِهِمُ الْعِلْمُ عَلَى حَقِيقَةِ الْإِيمَانِ، فَتَسْتَجِيبُ أَرْوَاحُهُمْ لِقَادَةِ الْعِلْمِ، وَيَسْتَلِينُونَ مِنْ حَدِيثِهِمْ مَا اسْتَوْعَرَ عَلَى غَيْرِهِمْ، وَيَأْنَسُونَ بِمَا اسْتَوْحَشَ مِنْهُ الْمُكَذِّبُونَ وَأَبَاهُ الْمُسْرِفُونَ، أُولَئِكَ أَتْبَاعُ الْعُلَمَاءِ، صَحِبُوا أَهْلَ الدُّنْيَا بِطَاعَةِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَأَوْلِيَائِهِ، وَدَانُوا بِالتَّقِيَّةِ عَنْ دِينِهِمْ وَالْخَوْفِ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَأَرْوَاحُهُمْ مُعَلَّقَةٌ بِالْمَحَلِّ الْأَعْلَى، فَعُلَمَاؤُهُمْ وَأَتْبَاعُهُمْ خُرْسٌ صُمْتٌ فِي دَوْلَةِ الْبَاطِلِ، مُنْتَظِرُونَ لِدَوْلَةِ الْحَقِّ، وَسَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَمْحَقُ الْبَاطِلَ. هَا هَا طُوبَى لَهُمْ عَلَى صَبْرِهِمْ عَلَى دِينِهِمْ فِي حَالِ هُدْنَتِهِمْ، وَيَا شَوْقَاهُ إِلَى رُؤْيَتِهِمْ فِي حَالِ ظُهُورِ دَوْلَتِهِمْ، وَسَيَجْمَعُنَا اللَّهُ وَإِيَّاهُمْ فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ».

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Kafi, dia berkata: Ali bin Muhammad meriwayatkan kepadaku, dari Sahl bin Ziyad, dari Ibnu Mahbub, dari Abu Usamah, dari Hisyam; juga Muhammad bin Yahya meriwayatkan kepadaku, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibnu Mahbub, dari Hisyam bin Salim, dari Abu Hamzah, dari Abu Ishaq yang berkata: Seorang lelaki tepercaya dari sahabat Amirul Mukminin (Alaihis Salam) meriwayatkan kepadaku bahwa mereka mendengar beliau berkata dalam sebuah khutbah: “Ya Allah, Aku mengetahui bahwa ilmu tidak akan sepenuhnya lenyap dan mata airnya tidak akan kering. Dan Engkau tidak akan membiarkan bumi-Mu tanpa hujjah bagi-Mu atas makhluk-Mu, baik beliau tampak namun tidak ditaati maupun tersembunyi dan tidak dikenal, agar hujjah-Mu tidak batal dan teman-Mu tidak tersesat setelah Engkau beri petunjuk kepada mereka. Tetapi, di mana mereka dan berapa jumlah mereka? Mereka sedikit jumlahnya, namun kedudukan mereka di sisi Allah sangat agung. Mereka mengikuti para pemimpin agama, yaitu para Imam petunjuk, berakhlak dengan akhlak mereka dan menempuh jalan mereka. Lalu ilmu berlari kencang menuju mereka dengan kebenaran iman. Maka jiwa mereka menyambut para pemimpin ilmu. Mereka memandang ucapan-ucapan mereka mudah, meskipun sulit bagi orang lain, dan merasa tenang dengan sesuatu yang ditakuti oleh para pendusta serta dijauhi oleh orang-orang yang berlebih-lebihan. Mereka adalah para pengikut ulama. Melalui ketaatan kepada Allah Tabaraka wa Ta‘ala, mereka menemani orang-orang dan teman-Nya; mereka menjalankan agama melalui taqiyyah dan ketakutan terhadap musuh mereka. Maka jiwa mereka tergantung pada Alam Tertinggi. Ulama mereka dan para pengikutnya diam dan tetap di bawah kekuasaan yang batil, dan mereka menantikan datangnya kekuasaan yang haq. Segera, Allah akan mewujudkan kebenaran dengan kalimat-Nya dan melenyapkan kebatilan. Oh, oh! Berbahagialah mereka atas kesabaran mereka dalam agama selama masa ketersembunyian. Dan alangkah rindunya aku untuk bertemu mereka pada masa tegaknya pemerintahan mereka! Allah akan mengumpulkan kami dan mereka, bersama ayah-ayah mereka, istri-istri mereka, dan anak-anak mereka yang saleh di surga Adn.”

Penguat No. 4

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه‍] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[7]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ سَعْدَانَ، عَنْ مَسْعَدَةَ بْنِ صَدَقَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ-، عَنْ آبَائِهِ، عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ فِي خُطْبَةٍ لَهُ عَلَى مِنْبَرِ الْكُوفَةِ: «اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَا بُدَّ لِأَرْضِكَ مِنْ حُجَّةٍ لَكَ عَلَى خَلْقِكَ، يَهْدِيهِمْ إِلَى دِينِكَ وَيُعَلِّمُهُمْ عِلْمَكَ، لِئَلَّا تَبْطُلَ حُجَّتُكَ وَلَا يَضِلَّ أَتْبَاعُ أَوْلِيَائِكَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَهُمْ بِهِ، إِمَّا ظَاهِرٌ لَيْسَ بِالْمُطَاعِ أَوْ مُكْتَتَمٌ مُتَرَقِّبٌ، إِنْ غَابَ عَنِ النَّاسِ شَخْصُهُ فِي حَالِ هُدْنَتِهِمْ، فَإِنَّ عِلْمَهُ وَآدَابَهُ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ مُثْبَتَةٌ، فَهُمْ بِهَا عَامِلُونَ».

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Ayahku meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sa‘d bin Abdullah meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Harun bin Muslim meriwayatkan kepada kami, dari Sa’dan, dari Mas’adah bin Shadaqah, dari Abu Abdullah, yaitu Ja’far bin Muhammad as-Shadiq, dari ayahnya, dari Ali (AS) yang berkata dalam sebuah khutbah di mimbar Kufah: “Ya Allah, Pasti ada hujjah dari-Mu atas makhluk-Mu di bumi-Mu, yang akan membimbing mereka kepada agama-Mu dan mengajarkan ilmu-Mu kepada mereka, agar hujjah-Mu tidak batal, dan para pengikut teman-Mu tidak tersesat setelah Engkau beri petunjuk kepada mereka, baik beliau tampak namun tidak ditaati maupun tersembunyi dan menunggu. Jika beliau hilang dari tengah-tengah manusia sementara mereka hidup dalam kelapangan, maka ilmu dan akhlak beliau tetap tinggal di hati orang-orang yang beriman, dan mereka mengamalkannya.”[8]

↑[1] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 289 dan 290
↑[2] . Jami‘ Bayan al-Ilm Wa Fadlih oleh Ibnu Abd al-Barr, vol. 2, hal. 984
↑[3] . Al-Bidayah Wa al-Nihayah oleh Ibnu Katsir, vol. 9, hal. 57
↑[4] . Al-Gharat oleh al-Thaqafi, vol. 1, hal. 147
↑[5] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 302
↑[6] . Al-Kafi oleh al-Kulaini, vol. 1, hal. 335
↑[7] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 302
↑[8] . Untuk membaca penguat lainnya, rujuk situs web bahasa Arab.
Bagikan
Bagikan konten ini dengan teman-teman Anda untuk membantu menyebarkan pengetahuan; memberi tahu orang lain tentang pengetahuan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih.
Email
Telegram
Facebook
Twitter
Anda juga bisa membaca konten ini dalam bahasa berikut ini:
Jika Anda fasih dalam bahasa lain, terjemahkan konten ini ke bahasa tersebut dan kirimkan terjemahan Anda kepada kami untuk diterbitkan di situs web. [Formulir Terjemahan]