Hadis No. 24
“Ilmu diwariskan.”
رَوَى أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ [ت274ه] فِي «الْمَحَاسِنِ»[1]، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ عِيسَى، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنِ الْفُضَيْلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ أَبُو جَعْفَرٍ -يَعْنِي مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ الْبَاقِرَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ:
إِنَّ الْعِلْمَ الَّذِي هَبَطَ مَعَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمْ يُرْفَعْ، وَالْعِلْمُ يُتَوَارَثُ، وَإِنَّهُ لَمْ يَمُتْ عَالِمٌ إِلَّا خَلَّفَ مِنْ بَعْدِهِ مَنْ يَعْلَمُ مِثْلَ عِلْمِهِ أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ.
Terjemahan:
Ahmad bin Muhammad bin Khalid [w. 274 H] meriwayatkan dalam kitab al-Mahasin, dari ayahnya, dari Hammad bin Isa, dari Rib’i, dari Fudhail bin Yasar yang berkata: Abu Ja’far, yaitu Muhammad bin Ali al-Baqir berkata:
Sesungguhnya, ilmu yang diturunkan bersama Adam tidak terangkat. Dan ilmu diwariskan. Tidak ada seorang ulama yang meninggal dunia tanpa meninggalkan seseorang setelahnya yang mengetahui ilmu seperti ilmunya, atau apa yang Allah kehendaki.