Hadis No. 22
“Manusia dipanggil bersama Imam kebenaran pada zamannya, agar orang-orang yang mengikutinya terpisah dari orang-orang yang tidak mengikutinya.”
رَوَى أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ [ت274ه] فِي «الْمَحَاسِنِ»[1]، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّضْرِ بْنِ سُوَيْدٍ، عَنِ ابْنِ مُسْكَانَ، عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ شُعَيْبٍ، قَالَ:
قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ: ﴿يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ﴾[2]، فَقَالَ: «نَدْعُو كُلَّ قَرْنٍ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ بِإِمَامِهِمْ»، قُلْتُ: فَيَجِيءُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِي قَرْنِهِ، وَعَلِيٌّ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي قَرْنِهِ، وَالْحَسَنُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي قَرْنِهِ، وَالْحُسَيْنُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي قَرْنِهِ، وَكُلُّ إِمَامٍ فِي قَرْنِهِ الَّذِي هَلَكَ بَيْنَ أَظْهُرِهِمْ؟ قَالَ: «نَعَمْ».
Terjemahan:
Ahmad bin Muhammad bin Khalid [w. 274 H] meriwayatkan dalam kitab al-Mahasin, dari ayahnya, dari Nadr bin Suwaid, dari Ibnu Maskan, dari Ya’qub bin Syu’aib yang berkata:
Aku berkata kepada Abu Abdullah, yaitu Ja’far bin Muhammad as-Shadiq : “Pada hari ketika Kami memanggil setiap manusia bersama Imam mereka”, (apa maksudnya?) Maka beliau berkata: “Artinya, ‘Kami memanggil setiap generasi dari umat ini bersama Imam mereka.’” Aku berkata: “Jadi Rasulullah
datang bersama dengan orang-orang pada zamannya, Ali
bersama dengan orang-orang pada zamannya, Hasan
bersama dengan orang-orang pada zamannya, Husain
bersama dengan orang-orang pada zamannya, dan setiap Imam bersama dengan orang-orang pada zamannya yang beliau wafat di tengah-tengah mereka? Beliau berkata: “Ya.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: الْآيَةُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الزَّمَانَ لَا يَخْلُو مِنْ إِمَامِ حَقٍّ وَإِمَامِ بَاطِلٍ؛ لِأَنَّهُ لَا يَخْلُو مِنْ أَهْلِ حَقٍّ وَأَهْلِ بَاطِلٍ، وَإِذَا كَانَ كُلُّ أُنَاسٍ يُدْعَوْنَ بِإِمَامِهِمْ، فَلَا بُدَّ مِنْ أَنْ يَكُونَ لِأَهْلِ الْحَقِّ إِمَامٌ يُدْعَوْنَ بِهِ، وَلِأَهْلِ الْبَاطِلِ إِمَامٌ يُدْعَوْنَ بِهِ، وَهَذِهِ رِوَايَةٌ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ الدُّنْيَا لَا تَكُونُ إِلَّا وَفِيهَا إِمَامَانِ: بَرٌّ وَفَاجِرٌ، فَالْبَرُّ الَّذِي قَالَ اللَّهُ: ﴿وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا﴾[3]، وَأَمَّا الْفَاجِرُ فَالَّذِي قَالَ اللَّهُ: ﴿وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ﴾[4]»، وَهَذِهِ رِوَايَةٌ أُخْرَى، وَهِيَ تَفْسِيرُ الْآيَةِ بِأَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ يُدْعَوْنَ بِإِمَامِ الْحَقِّ فِي زَمَانِهِمْ لِيَمْتَازَ مَنِ ائْتَمَّ بِهِ عَمَّنْ لَمْ يَأْتَمَّ بِهِ، وَلَيْسَ بَيْنَ الرِّوَايَتَيْنِ تَنَاقُضٌ، لِأَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ يُدْعَوْنَ بِإِمَامِ الْحَقِّ فِي زَمَانِهِمْ، فَيُقَالُ لَهُمْ: «مَنِ ائْتَمَّ مِنْكُمْ بِفُلَانٍ فَلْيَأْتِ مَعَهُ إِلَى الْجَنَّةِ»، فَيَأْتِي فَرِيقٌ وَيَبْقَى فَرِيقٌ، ثُمَّ يُدْعَى الَّذِينَ بَقَوْا بِأَئِمَّتِهِمْ، وَهُمْ أَئِمَّةُ الْبَاطِلِ فِي زَمَانِهِمْ، فَيُقَالُ لَهُمْ: «مَنِ ائْتَمَّ مِنْكُمْ بِفُلَانٍ فَلْيَأْتِ مَعَهُ إِلَى النَّارِ»، وَلَا يَزَالُونَ يُدْعَوْنَ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ، وَكَانَ عَلِيٌّ وَالْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ مِنْ أَئِمَّةِ الْحَقِّ.
Terjemahan:
Mansur berkata: Ayat ini adalah bukti bahwa zaman tidak pernah tanpa Imam kebenaran maupun Imam kebatilan; karena zaman tidak pernah tanpa pengikut kebenaran dan pengikut kebatilan. Dan jika setiap manusia dipanggil bersama Imamnya, maka sudah pasti harus ada Imam bagi pengikut kebenaran yang mereka dipanggil bersamanya, dan Imam bagi pengikut kebatilan yang mereka dipanggil bersamanya. Dan ini adalah riwayat dari Ja’far bin Muhammad (as-Shadiq) yang berkata: “Senantiasa ada dua Imam di dunia: Imam yang saleh dan Imam yang durhaka. Imam yang saleh adalah yang Allah berfirman tentangnya: ‘Dan Kami jadikan mereka sebagai Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami.’ Dan Imam yang durhaka adalah yang Allah berfirman tentangnya: ‘Kami jadikan mereka sebagai Imam yang menyeru ke neraka, dan mereka tidak akan ditolong pada Hari Kiamat.’” Dan pada riwayat lainnya, penafsiran ayat tersebut adalah bahwa seluruh manusia dipanggil bersama Imam kebenaran pada zamannya, agar orang-orang yang mengikutinya terpisah dari orang-orang yang tidak mengikutinya. Tidak ada pertentangan antara dua riwayat tersebut; karena semua manusia dipanggil bersama Imam kebenaran pada zamannya. Lalu dikatakan kepada mereka: “Barang siapa di antara kalian yang mengikuti si fulan, hendaklah datang bersamanya menuju surga.” Maka suatu kelompok datang dan kelompok lain tetap tinggal. Kemudian orang-orang yang tetap tinggal itu dipanggil bersama Imam-imam mereka, dan mereka adalah Imam-imam kebatilan pada zamannya. Lalu dikatakan kepada mereka: “Barang siapa di antara kalian yang mengikuti si fulan, datanglah bersamanya menuju neraka.” Dan demikianlah mereka terus dipanggil (seperti itu) hingga tidak ada seorang pun dari mereka yang tersisa. Dan Ali, Hasan, serta Husain adalah termasuk Imam-imam kebenaran.