Hadis No. 21
Di antara para penganut agama, senantiasa ada seseorang yang Allah pekerjakan.
رَوَى أَبُو نُعَيْمٍ [ت430هـ] فِي «مَعْرِفَةِ الصَّحَابَةِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ سُلَيْمٍ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيٍّ الْأَبَّارُ، حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ، وَهِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا الْجَرَّاحُ بْنُ مَلِيحٍ، حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ زُرْعَةَ، سَمِعْتُ أَبَا عِنَبَةَ الْخَوْلَانِيَّ، وَكَانَ مِمَّنْ صَلَّى الْقِبْلَتَيْنِ جَمِيعًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَأَكَلَ الدَّمَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
لَا يَزَالُ اللَّهُ يَغْرِسُ فِي هَذَا الدِّينِ بِغَرْسٍ يَسْتَعْمِلُهُمْ فِي طَاعَتِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Terjemahan:
Abu Nu‘aim [w. 430 H] meriwayatkan dalam kitab Ma‘rifat al-Shahabah, (dalam bentuk sebagai berikut) dia berkata: Ahmad bin Ja‘far bin Sulaim meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Ahmad bin Ali Abbar meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Haitsam bin Kharijah dan Hisyam bin Ammar meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Jarrah bin Malih meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Bakar bin Zur‘ah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) aku mendengar Abu Inabah Khawlani, yang telah salat menghadap kedua kiblat bersama Rasulullah dan pada masa jahiliah pernah meminum darah, (dia berkata:) aku mendengar Rasulullah
bersabda:
Allah selalu menanam benih-benih dalam agama ini, yang dengannya Dia mempekerjakan mereka dalam ketaatan kepada-Nya hingga Hari Kiamat.
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ فِي اللَّفْظِ، وَلَكِنَّهُ مُوَافِقٌ لِسَائِرِ أَحَادِيثِ الْبَابِ فِي الْمَعْنَى، وَقَدْ صَحَّحَهُ قَوْمٌ، وَحَسَّنَهُ آخَرُونَ، وَرَوَاهُ يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ [ت277هـ] هَكَذَا: «لَا يَزَالُ اللَّهُ يَغْرِسُ فِي هَذَا الدِّينِ غَرْسًا يَسْتَعْمِلْهُمْ فِيهِ لِطَاعَتِهِ، أَوْ يَسْتَعْمِلْهُمْ بِطَاعَتِهِ»[2]، وَاسْتِعْمَالُهُمْ يَعْنِي اتِّخَاذَهُمْ عُمَّالًا، فَهُمْ عُمَّالُ اللَّهِ فِي طَاعَتِهِ، وَإِنَّمَا قَالَ أَنَّهُ يَغْرِسُهُمْ لِأَنَّهُمْ كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ؛ كَمَا قَالَ: ﴿أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ﴾[3]، وَقَالَ: ﴿مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَى نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾[4]، وَهِيَ عِنْدَنَا شَجَرَةُ النُّبُوَّةِ، بِمَعْنَى أَهْلِ بَيْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ؛ كَمَا رُوِيَ أَنَّهُ قَالَ: «نَحْنُ أَهْلُ الْبَيْتِ شَجَرَةُ النُّبُوَّةِ»[5]، وَقَالَ اللَّهُ: ﴿فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ﴾[6]، وقال: ﴿إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾[7]، وَقَدْ أَصَابَ الْحَكِيمُ التِّرْمِذِيُّ [تنحو320هـ] إِذْ قَالَ: «غَرْسُ اللَّهِ مَحْرُوسٌ فِي الْأَحْوَالِ، وَمَحْفُوظٌ فِي الْأَصْلَابِ وَالْأَرْحَامِ، يَكْلَؤُهُ وَيَرْعَاهُ، وَهُمْ رِجَالُهُ فِي أَرْضِهِ، وَأَوْلِيَاؤُهُ وَالدُّعَاةُ إِلَيْهِ، وَغَرَسَهُمْ أَيِ اجْتَبَاهُمْ»[8].
Terjemahan:
Mansur berkata: Hadis ini tidak biasa secara lafaz, tetapi secara makna sejalan dengan hadis-hadis lain dalam bab ini. Sekelompok ulama menganggapnya sahih, sementara kelompok lain menganggapnya hasan. Ya‘qub bin Sufyan [w. 277 H] juga meriwayatkannya sebagai berikut: “Allah selalu menanam benih-benih dalam agama ini, yang dengannya Dia mempekerjakan mereka dalam ketaatan kepada-Nya di dalamnya, atau Dia mempekerjakan mereka dengan ketaatan kepada-Nya.” Dan “mempekerjakan mereka” berarti menetapkan mereka sebagai wakil. Maka mereka adalah para wakil Allah dalam ketaatan kepada-Nya. Dan beliau bersabda “Dia menanam mereka” karena bagaikan pohon yang baik, sebagian mereka berasal dari sebagian yang lain; sebagaimana Dia telah berfirman: “Tidakkah kamu melihat bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit?! Pohon itu memberikan buahnya setiap waktu dengan izin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia agar mereka mengambil pelajaran”, dan Dia telah berfirman: “Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam kaca, dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun yang diberkahi, yang tidak berasal dari timur dan tidak pula dari barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api; cahaya di atas cahaya. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan cahaya-Nya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Dan menurut kami, itu adalah pohon kenabian; yaitu Ahlul Bait Nabi
; sebagaimana telah diriwayatkan dari beliau bahwa beliau bersabda: “Kami Ahlul Bait adalah pohon kenabian”, dan Allah telah berfirman: “(Cahaya Allah itu) di rumah-rumah yang Allah izinkan untuk ditinggikan”, dan Dia telah berfirman: “Sesungguhnya, Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran di atas seluruh alam; keturunan yang sebagian dari mereka berasal dari sebagian yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dan Hakim Tirmidzi [w. sekitar 320 H] berkata dengan benar: “Benih Allah itu dijaga dalam pergantian zaman, dan dipelihara dalam sulbi (laki-laki) dan rahim (perempuan). Allah menjaganya dan mengawasinya. Dan mereka adalah para lelaki-Nya di bumi-Nya, para wali-Nya, dan para penyeru kepada-Nya. Dan maksud dari ‘Dia menanam mereka’ adalah bahwa Dia telah memilih mereka.”