Hadis No. 4
Umat tidak pernah kosong dari seseorang yang berada di atas kebenaran.
رَوَى أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ [ت204هـ] فِي «مُسْنَدِهِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الرَّبِيعِ الْعَدَوِيِّ، قَالَ: لَقِينَا عُمَرَ، فَقُلْنَا لَهُ: إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو حَدَّثَنَا بِكَذَا وَكَذَا، فَقَالَ عُمَرُ: «عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ»، قَالَهَا ثَلَاثًا، ثُمَّ نُودِيَ بِالصَّلَاةِ جَامِعَةٌ، فَاجْتَمَعَ إِلَيْهِ النَّاسُ فَخَطَبَهُمْ عُمَرُ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Terjemahan:
Abu Dawud at-Tayalisi [w. 204 H] meriwayatkan dalam Musnadnya, (dengan redaksi sebagai berikut) dia berkata: Hammam meriwayatkan kepada kami, dari Qatadah, dari Abdullah bin Buraidah, dari Sulaiman bin Rabi‘ al-Adawi yang berkata: Kami bertemu dengan Umar. Lalu kami berkata kepadanya bahwa Abdullah bin Amr memberitahu kami seperti ini. Maka Umar berkata: “Abdullah bin Amr lebih mengetahui apa yang dia katakan.” Dia mengatakannya tiga kali. Kemudian dikumandangkanlah azan, dan orang-orang berkumpul di sisinya. Umar berkhotbah kepada mereka, lalu berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran hingga perintah Allah Azza wa Jalla datang.
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: لَعَلَّ هَذَا كَانَ الْحَدِيثَ، حَتَّى ظَهَرَ أَهْلُ الشَّامِ فَزَادُوا عَلَيْهِ: «ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ»، أَوْ «ظَاهِرِينَ عَلَى النَّاسِ»، وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مِنْهُ لَكَانَ مَعْنَاهُ مَا قُلْنَا مِنْ ظُهُورِهِمْ بِالْحُجَّةِ، وَأَمَّا حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو فَقَدْ حَذَفَهُ أَبُو دَاوُدَ اخْتِصَارًا، وَذَكَرَهُ غَيْرُهُ:
Terjemahan:
Mansur berkata: Kemungkinan hadis ini seperti itu hingga penduduk Syam berkuasa. Kemudian mereka menambahkan ke hadis tersebut: “Mereka akan menang atas orang-orang yang menentang mereka”, atau “Mereka akan menang atas manusia.” Dan jika tambahan ini merupakan bagian dari hadis, maka maknanya pun tetap seperti yang kami katakan, yaitu kemenangan mereka melalui hujjah. Dan untuk ucapan Abdullah bin Amr, Abu Dawud telah menghilangkan beberapa bagian agar ringkas, dan yang lain menyebutkannya:
Penguat No. 1
رَوَى الْبَيْهَقِيُّ [ت458هـ] فِي «الْبَعْثِ وَالنُّشُورِ»[2]، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُقْرِئُ، أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ، أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الرَّبِيعِ الْعَدَوِيِّ، قَالَ: خَرَجْتُ مِنَ الْبَصْرَةِ فِي رِجَالٍ نُسَّاكٍ، فَقَدِمْنَا مَكَّةَ، فَلَقِينَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو، فَقَالَ: «يُوشِكُ بَنُو قَنْطُورَاءَ بْنِ كَرْكَرَ أَنْ يَسُوقُوا أَهْلَ خُرَاسَانَ وَأَهْلَ سَجِسْتَانَ سَوْقًا عَنِيفًا، ثُمَّ يَرْبِطُوا خُيُولَهُمْ بِنَخْلِ شَطِّ دِجْلَةَ»، ثُمَّ قَالَ: «كَمْ بُعْدُ الْأُبُلَّةِ مِنَ الْبَصْرَةِ؟» قُلْنَا: أَرْبَعُ فَرَاسِخَ، قَالَ: «فَيَجِيئُونَ فَيَنْزِلُونَ بِهَا، ثُمَّ يَبْعَثُونَ إِلَى أَهْلِ الْبَصْرَةِ: إِمَّا أَنْ تُخْلُوا لَنَا أَرْضَكُمْ، وَإِمَّا أَنْ نَسِيرَ إِلَيْكُمْ، فَيَتَفَرَّقُونَ عَلَى ثَلَاثِ فِرَقٍ: فَأَمَّا فِرْقَةٌ فَيَلْحَقُونَ بِالْبَادِيَةِ، وَأَمَّا فِرْقَةٌ فَيَلْحَقُونَ بِالْكُوفَةِ، وَأَمَّا فِرْقَةٌ فَيَلْحَقُونَ بِهِمْ»، قَالَ: «ثُمَّ يَمْكُثُونَ سَنَةً، فَيَبْعَثُونَ إِلَى أَهْلِ الْكُوفَةِ: إِمَّا أَنْ تُخْلُوا لَنَا أَرْضَكُمْ، وَإِمَّا أَنْ نَسِيرَ إِلَيْكُمْ»، قَالَ: «فَيَتَفَرَّقُونَ عَلَى ثَلَاثِ فِرَقٍ: فَتَلْحَقُ فِرْقَةٌ بِالشَّامِ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بِالْبَادِيَةِ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بِهِمْ». قَالَ: فَقَدِمْنَا عَلَى عُمَرَ، فَحَدَّثْنَاهُ بِمَا سَمِعْنَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَقَالَ: «عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ»، ثُمَّ نُودِيَ فِي النَّاسِ إِنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةٌ، قَالَ: فَخَطَبَ عُمَرُ النَّاسَ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ»، قَالَ: قُلْنَا: هَذَا خِلَافُ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: فَلَقِينَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو فَحَدَّثْنَاهُ بِمَا قَالَ عُمَرُ، فَقَالَ: «نَعَمْ، إِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ جَاءَ مَا حَدَّثْتُكُمْ بِهِ»، قَالَ: فَقُلْنَا: مَا نَرَاكَ إِلَّا قَدْ صَدَقْتَ.
Terjemahan:
Al-Baihaqi [w. 458 H] meriwayatkan dalam kitab al-Ba‘ts Wa al-Nusyur dan berkata: Abu al-Hasan Ali bin Muhammad al-Muqri’ mengabarkan kepada kami, (dia berkata:) Hasan bin Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, (dia berkata:) Yusuf bin Ya‘qub meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Umar bin Marzuq meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Hammam mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Abdullah bin Buraidah, dari Sulaiman bin Rabi‘ah al-Adawi yang berkata: Kami keluar dari Basrah bersama para pria yang berniat haji. Kami sampai di Mekah dan kemudian kami bertemu dengan Abdullah bin Amr. Dia berkata kepada kami: “Kelak Bani Qantura’ bin Karkar (yaitu bangsa Mongol) akan mengusir penduduk Khorasan dan Sajistan dengan kekerasan. Kemudian mereka akan mengikat kuda-kuda mereka di pohon kurma di sepanjang tepi Sungai Tigris.” Kemudian dia berkata: “Berapa jarak antara Ubullah dan Basrah?” Kami menjawab: “Empat farsakh”. Dia berkata: “Mereka akan datang dan menetap di tempat itu. Kemudian mereka akan mengirim pesan kepada penduduk Basrah: ‘Kosongkan kota kalian untuk kami atau kami akan mendatangi kalian.’ Maka mereka (penduduk Basrah) terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok yang pergi ke padang pasir, kelompok yang pergi ke Kufah, dan kelompok yang bergabung dengan mereka (bangsa Mongol). Kemudian mereka (bangsa Mongol) akan menetap selama satu tahun, kemudian mereka akan mengirim pesan kepada penduduk Kufah: ‘Kosongkan kota kalian untuk kami atau kami akan mendatangi kalian.’ Maka penduduk Kufah terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok yang pergi ke Syam, kelompok yang pergi ke padang pasir, dan kelompok yang bergabung dengan bangsa Mongol.” (Sulaiman bin Rabi‘) berkata: Kemudian kami mendatangi Umar dan menceritakan kepadanya apa yang kami dengar dari Abdullah bin Amr. Maka dia berkata: “Abdullah bin Amr lebih mengetahui apa yang dia katakan.” Kemudian azan dikumandangkan di antara orang-orang. Umar berkhotbah kepada mereka dan lalu dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: ‘Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran hingga perintah Allah datang.’” Kami berkata: “Ini bertentangan dengan hadis Abdullah bin Amr.” Maka kami mendatangi Abdullah bin Amr dan menyampaikan kepadanya apa yang Umar katakan kepada kami. Maka dia berkata: “Ya. Ketika perintah Allah datang, apa yang aku katakan kepada kalian akan terjadi.” Maka kami berkata: “Kami tidak bisa memikirkan apa pun selain bahwa engkau telah mengatakan yang sebenarnya.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: قَتَادَةُ مُدَلِّسٌ وَقَدْ عَنْعَنَ، لَكِنَّهُ صَرَّحَ بِالسَّمَاعِ فِي رِوَايَةِ ابْنِ حَمَّادٍ، قَالَ: «قَالَ ابْنُ عَيَّاشٍ: حَدَّثَنَا نَافِعٌ، وَسَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ رَبِيعَةَ مِنْ نُسَّاكِ أَهْلِ الْبَصْرَةِ»[3]، كَذَلِكَ سَمَّاهُ، وَتَابَعَهُ حُسَيْنُ بْنُ ذَكْوَانَ الْمُعَلِّمُ قَالَ: «حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيُّ أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ رَبِيعَةَ الْعَنَزِيَّ حَدَّثَهُ»[4]، كَذَلِكَ سَمَّاهُ، وَسُلَيْمَانُ هَذَا لَمْ يَرْوِ عَنْهُ إِلَّا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، وَلَكِنْ يَظْهَرُ مِنْ قَوْلِ الْبُخَارِيِّ وَأَبِي حَاتَمٍ أَنَّهُ كَانَ مَعْرُوفًا، فَقَدْ قَالَا: «يُقَالُ: سُلَيْمَانُ بْنُ الرَّبِيعِ، وَحُجَيْرُ بْنُ الرَّبِيعِ، وَحُرَيْثُ بْنُ الرَّبِيعِ إِخْوَةٌ»[5]، وَقَالَ ابْنُ حِبَّانَ: «هُمْ إِخْوَةٌ أَرْبَعَةٌ: حُجَيْرٌ وَحُرَيْثٌ وَيَعْقُوبُ وَسُلَيْمَانُ بَنُو الرَّبِيعِ»[6]، وَذَكَرَهُ فِي الثِّقَاتِ[7]، وَلَمْ يَنْفَرِدْ بِهَذِهِ الرِّوَايَةِ، بَلْ تَابَعَهُ أَبُو الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ:
Terjemahan:
Mansur berkata: Qatadah dikenal melakukan tadlis (menyembunyikan cacat) dan dalam (riwayat) ini dia meriwayatkan secara mu‘an‘an (artinya dia meriwayatkan menggunakan kata “dari” yang tidak secara eksplisit menunjukkan bahwa dia mendengar hadis tersebut). Namun, dalam riwayat Ibnu Hammad, dia secara eksplisit menunjukkan bahwa dia mendengar hadis tersebut. (Ibnu Hammad) berkata: “Ibnu Ayyash berkata: Nafi‘ dan Sa‘id bin Abu Arubah keduanya meriwayatkan kepada kami dari Qatadah yang berkata: Abdullah bin Buraidah meriwayatkan kepada kami, dari Sulaiman bin Rabi‘ah, salah satu jamaah haji dari Basrah.” Dia (Ibnu Hammad) telah menyebutnya (Abdullah bin Buraidah) dengan cara ini, dan Husain bin Dzakwan al-Mu‘allim telah meriwayatkan yang sama dengan dia (Qatadah) dan berkata: “Ubaidullah bin Buraidah al-Aslami meriwayatkan kepada kami bahwa Sulaiman bin Rabi‘ah al-Anazi meriwayatkan kepadanya.” Dia (Husain bin Dzakwan al-Mu‘allim) menyebutnya (Ubaidullah bin Buraidah al-Aslami) seperti ini, dan hanya Abdullah bin Buraidah yang meriwayatkan dari Sulaiman. Namun, menjadi jelas dari pernyataan al-Bukhari dan Abu Hatim bahwa dia adalah orang yang terkenal; karena keduanya berkata: “Mereka berkata: Sulaiman bin Rabi‘, Hujair bin Rabi‘, dan Huraith bin Rabi‘ adalah bersaudara.” Dan Ibnu Hibban berkata: “Mereka adalah empat bersaudara: Hujair, Huraith, Ya‘qub, dan Sulaiman, anak-anak Rabi‘”, dan dia memasukkan mereka ke dalam daftar orang-orang yang terpercaya. (Meskipun demikian) dia bukan satu-satunya yang meriwayatkan hadis ini; tetapi Abu al-Aswad ad-Du’ali juga meriwayatkan bersamanya:
Penguat No. 2
رَوَى الطَّبَرِيُّ [ت310هـ] فِي «تَهْذِيبِ الْآثَارِ»[8]، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَقَتَادَةُ بْنُ سَعْدِ بْنِ قَتَادَةَ السَّدُوسِيُّ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ، قَالَ: انْطَلَقْتُ أَنَا وَزُرْعَةُ بْنُ ضَمْرَةَ مَعَ الْأَشْعَرِيِّ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَلَقِينَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو، فَجَلَسْتُ عَنْ يَمِينِهِ وَجَلَسَ زُرْعَةُ عَنْ يَسَارِهِ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو: «يُوشِكُ أَلَّا يَبْقَى فِي أَرْضِ الْعَجَمِ مِنَ الْعَرَبِ إِلَّا قَتِيلٌ أَوْ أَسِيرٌ يُحْكَمُ فِي دَمِهِ»، فَقَالَ لَهُ زُرْعَةُ بْنُ ضَمْرَةَ: «أَيَظْهَرُ الْمُشْرِكُونَ عَلَى أَهْلِ الْإِسْلَامِ؟!» قَالَ: «مَنْ أَنْتَ؟» قَالَ: «أَنَا مِنْ بَنِي عَامِرِ بْنِ صَعْصَعَةَ»، قَالَ: «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَتَدَافَعَ مَنَاكِبُ نِسَاءِ بَنِي عَامِرِ بْنِ صَعْصَعَةَ عَلَى ذِي الْخَلَصَةِ، وَثَنٍ كَانَ يُسَمَّى فِي الْجَاهِلِيَّةِ». فَذَكَرْنَا لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَوْلَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثَلَاثَ مِرَارٍ: «عَبْدُ اللَّهِ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ»، قَالَ: فَخَطَبَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَوْمَ جُمُعَةٍ، فَقَالَ: إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ مَنْصُورَةً حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ». قَالَ: فَذَكَرْنَا لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَوْلَ عُمَرَ، فَقَالَ: «صَدَقَ نَبِيُّ اللَّهِ، إِذَا جَاءَ ذَاكَ كَانَ الَّذِي قُلْتُ».
Terjemahan:
At-Tabari [w. 310 H] meriwayatkan dalam kitab Tahdzib al-Atsar, dia berkata: Muhammad bin Basyar dan Qatadah bin Sa‘d bin Qatadah as-Sudusi meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Mu‘adz bin Hisyam meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Ayahku meriwayatkan kepadaku, dari Qatadah, dari Abu al-Aswad ad-Du’ali yang berkata: Aku dan Zura‘ah bin Dhamrah bersama Asy‘ari pergi menemui Umar bin Khattab, lalu kami bertemu dengan Abdullah bin Amr, lalu aku duduk di sisi kanannya dan Zura‘ah duduk di sisi kirinya, lalu Abdullah bin Amr berkata: “Kelak di negeri non-arab tidak akan tersisa satu pun dari Arab kecuali yang terbunuh atau yang menjadi tawanan dan nasibnya telah diputuskan.” Lalu Zura‘ah bin Dhamrah berkata kepadanya: “Apakah itu berarti orang-orang musyrik akan mengalahkan umat Muslim?!” Dia berkata: “Siapa kamu?” Dia menjawab: “Aku dari Bani Amir bin Sha‘sha‘ah.” Dia berkata: “Kiamat tidak akan terjadi sampai wanita-wanita dari Bani Amir bin Sha‘sha‘ah menyisir rambut satu sama lain di sisi Dzu al-Khalashah—berhala yang ada pada masa Jahiliah.” Lalu kami menyampaikan perkataan Abdullah bin Amr itu kepada Umar bin Khattab. Maka Umar bin Khattab berkata tiga kali: “Abdullah lebih mengetahui apa yang dia katakan.” Kemudian pada hari Jumat, Umar bin Khattab berkhotbah dan berkata: “Sesungguhnya, Rasulullah bersabda: ‘Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang menang dan berada di atas kebenaran hingga perintah Allah datang.’” Lalu kami menyampaikan perkataan Umar kepada Abdullah bin Amr, maka dia berkata: “Rasulullah
telah bicara kebenaran. Apabila itu terjadi, apa yang aku katakan kepada kalian akan terjadi.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: كَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو يُحَدِّثُ عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مَا لَمْ يَسْمَعْهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَالْمَقْصُودُ مِنْ «أَمْرِ اللَّهِ» فِي الْحَدِيثِ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، وَالْمُسْتَفَادُ مِنْ رِوَايَةِ سُلَيْمَانَ بْنِ الرَّبِيعِ الْعَدَوِيِّ أَنَّهُ أَيْضًا كَانَ مَعَ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ وَزُرْعَةِ بْنِ ضَمْرَةَ وَالْأَشْعَرِيِّ حِينَ لَقَوْا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو، فَلَمْ يَذْكُرْهُ أَبُو الْأَسْوَدِ لِنِسْيَانٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ، إِنْ لَمْ يَكُنِ الْأَشْعَرِيُّ تَصْحِيفًا لِاسْمِهِ، كَمَا قَالَ سُلَيْمَانُ: «خَرَجْتُ مِنَ الْبَصْرَةِ فِي رِجَالٍ نُسَّاكٍ»، وَكَانَ أَبُو الْأَسْوَدِ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ.
Terjemahan:
Mansur berkata: Abdullah bin Amr meriwayatkan beberapa hal dari Bani Israil yang tidak dia dengar dari Rasulullah
. Dan yang dimaksud dengan “perintah Allah” dalam hadis adalah Hari Kiamat. Dan dari riwayat Sulaiman bin Rabi‘ah al-‘Adawi dipahami bahwa dia juga bersama Abu al-Aswad ad-Du’ali, Zura‘ah bin Dhamrah, serta Asy‘ari ketika mereka bertemu dengan Abdullah bin Amr. Maka Abu al-Aswad tidak menyebutkannya karena lupa atau alasan lain, kecuali jika Asy‘ari adalah bentuk kesalahan penyebutan nama; sebagaimana Sulaiman berkata: “Kami keluar dari Basrah bersama pria-pria yang berniat haji”, dan Abu al-Aswad juga berasal dari Basrah[9].