Hadis No. 28
Kebutuhan akan seorang Imam, meskipun beliau tidak tampak.
رَوَى عَلِيُّ بْنُ بَابَوَيْهِ [ت329ه] فِي «الْإِمَامَةِ وَالتَّبْصِرَةِ»[1]، عَنِ الْحِمْيَرِيِّ، عَنِ السِّنْدِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ رَزِينٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ -يَعْنِي مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ الْبَاقِرَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ، قَالَ:
لَا تَبْقَى الْأَرْضُ بِغَيْرِ إِمَامٍ ظَاهِرٍ أَوْ بَاطِنٍ.
Terjemahan:
Ali bin Babawayh [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Imamah wa al-Tabshirah, dari al-Himyari, dari Sindi bin Muhammad, dari Ala’ bin Razin, dari Muhammad bin Muslim, dari Abu Ja’far, yaitu Muhammad bin Ali al-Baqir yang berkata:
Bumi tidak akan bertahan tanpa seorang Imam, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ لَا يُعْبَدُ فِي الْأَرْضِ إِلَّا بِإِمَامٍ حَيٍّ ظَاهِرٍ؛ لِأَنَّ عِبَادَتَهُ فِيهَا إِقَامَةُ حُدُودِهِ وَتَنْفِيذُ أَحْكَامِهِ وَإِدَارَةُ أَمْوَالِهِ وَجِهَادُ أَعْدَائِهِ وَهِيَ مُحْتَاجَةٌ إِلَى إِمَامٍ حَيٍّ ظَاهِرٍ، فَإِنْ لَمْ يَجْعَلْ إِمَامًا حَيًّا ظَاهِرًا فَمَا أَتَمَّ نِعْمَتَهُ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا جَعَلَ لَهُمْ طَرِيقًا إِلَى عِبَادَتِهِ. فَإِنْ تَرَكُوا عِبَادَتَهُ فَلَيْسَ لِلَّهِ عَلَيْهِمْ حُجَّةٌ، إِلَّا أَنْ يَجْعَلَ لَهُمْ إِمَامًا حَيًّا ظَاهِرًا، فَحَمَلُوهُ عَلَى الْإِخْتِفَاءِ بِظُلْمِهِمْ؛ لِأَنَّهُمْ إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ ثُمَّ تَرَكُوا عِبَادَةَ اللَّهِ فَقَدْ جَعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْهِمْ حُجَّةً؛ كَمَا قَالَ: ﴿ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ﴾[2] وَقَالَ: ﴿وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ﴾[3] وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِنْ جَعَلَ لَهُمْ إِمَامًا حَيًّا ظَاهِرًا فَقَتَلُوهُ بِظُلْمِهِمْ؛ لِأَنَّهُمْ إِذَا حَمَلُوهُ عَلَى الْإِخْتِفَاءِ يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يُظْهِرُوهُ إِذَا تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَلَكِنَّهُمْ إِنْ قَتَلُوهُ لَا يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يُحْيُوهُ وَالْإِمَامُ إِذَا كَانَ مُخْتَفِيًا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُعِينَهُمْ عَلَى التَّوْبَةِ وَالْإِصْلَاحِ بِدُعَائِهِ وَبَرَكَاتِهِ وَاتِّصَالِهِ بِبَعْضِ الصَّالِحِينَ وَرُبَمَا يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ مِنْ دُونِ أَنْ يَعْرِفُوهُ وَلَكِنَّهُ إِنْ مَاتَ لَا يَسْتَطِيعُ شَيْئًا وَلِذَلِكَ يَجُوزُ فِي عَدْلِ اللَّهِ وَلُطْفِهِ أَنْ يُخْفِيَ الْإِمَامَ إِذَا عَلِمَ مِنْ عِبَادِهِ الشَّرَّ وَلَا يَجُوزُ أَنْ يُمِيتَهُ مِنْ دُونِ أَنْ يَجْعَلَ لَهُ بَدِيلًا.
Terjemahan:
Mansur berkata: Sesungguhnya, Allah tidak disembah di bumi kecuali melalui seorang Imam yang hidup dan tampak; karena ibadah kepada-Nya adalah menegakkan batasan-Nya, menjalankan hukum-Nya, mengelola harta-Nya, dan berjihad melawan musuh-Nya. Dan tugas-tugas ini membutuhkan seorang Imam yang hidup dan tampak. Maka jika Dia tidak menetapkan seorang Imam yang hidup dan tampak, niscaya Dia tidak menyempurnakan nikmat-Nya bagi hamba-Nya dan tidak menjadikan bagi mereka jalan untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, apabila mereka meninggalkan ibadah kepada-Nya, tidak ada hujjah bagi Allah atas mereka, kecuali Dia menetapkan bagi mereka seorang Imam yang hidup dan tampak, namun mereka memaksa beliau bersembunyi dengan kezaliman; karena setiap kali mereka melakukan hal itu lalu meninggalkan ibadah kepada Allah, sesungguhnya mereka telah menjadikan hujjah bagi Allah atas diri mereka; sebagaimana Dia telah berfirman: “Itu disebabkan oleh apa yang telah diperbuat oleh tangan-tangan kalian sendiri, dan Allah tidak menzalimi hamba-hamba”, dan Dia telah berfirman: “Dan Allah tidak menzalimi mereka, melainkan merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” Dan tidak demikian halnya jika Dia menetapkan bagi mereka seorang Imam yang hidup dan tampak, lalu mereka membunuhnya dengan kezaliman; karena setiap kali mereka memaksa beliau untuk bersembunyi, mereka masih dapat menampakkannya kembali jika mereka bertaubat dan memperbaiki diri, tetapi jika mereka membunuhnya, mereka tidak dapat menghidupkan beliau kembali. Dan Imam, apabila tersembunyi, masih dapat membantu mereka bertaubat dan memperbaiki mereka dengan doa-doa, berkah, dan hubungan beliau dengan sebagian orang saleh, dan bahkan beliau mungkin menyeru mereka untuk melakukan kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran tanpa mereka mengenal beliau. Tetapi jika beliau wafat, beliau tidak dapat melakukan apa pun. Dan oleh karena itu, dalam keadilan dan kelembutan-Nya, pantas bagi Allah untuk menyembunyikan Imam apabila Dia melihat keburukan pada hamba-Nya, tetapi tidak pantas bagi-Nya untuk mewafatkan beliau tanpa menjadikan pengganti baginya.