Hadis No. 25
Bumi tidak akan ada kecuali ada seorang ulama di atasnya, meskipun ulama tersebut bisa saja tidak tampak.
رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْعَطَّارُ، عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عُمَيْرٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي خَلَفٍ، عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ، قَالَ:
«كَانَ بَيْنَ عِيسَى وَبَيْنَ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ خَمْسُمِائَةِ عَامٍ، مِنْهَا مِائَتَانِ وَخَمْسُونَ عَامًا لَيْسَ فِيهَا نَبِيٌّ وَلَا عَالِمٌ ظَاهِرٌ»، قُلْتُ: فَمَا كَانُوا؟ قَالَ: «كَانُوا مُتَمَسِّكِينَ بِدِينِ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ»، قُلْتُ: فَمَا كَانُوا؟ قَالَ: «كَانُوا مُؤْمِنِينَ»، ثُمَّ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: «وَلَا يَكُونُ الْأَرْضُ إِلَّا وَفِيهَا عَالِمٌ».
Terjemahan:
Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, (dengan redaksi sebagai berikut) dia berkata: Ayahku meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Yahya al-Attar meriwayatkan kepada kami, dari Ya’qub bin Yazid, dari Muhammad bin Abi Umair, dari Sa‘d bin Abi Khalaf, dari Ya’qub bin Syu’aib, dari Abu Abdullah, yaitu Ja‘far bin Muhammad as-Shadiq yang berkata:
Antara Isa dan Muhammad terdapat jarak lima ratus tahun, di mana pada dua ratus lima puluh tahun di antaranya tidak ada Nabi atau ulama yang tampak.” Aku bertanya: “Lalu (manusia) bagaimana?” Beliau menjawab: “Mereka berpegang pada agama Isa
.” Aku bertanya: “Bagaimana keadaan mereka?” Beliau menjawab: “Mereka orang yang beriman.” Kemudian beliau berkata: “Dan bumi tidak akan ada kecuali ada seorang ulama di atasnya.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: رَوَى الْبُخَارِيُّ [ت256ه] فِي «صَحِيحِهِ»[2]، قَالَ: حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ مُدْرِكٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ سَلْمَانَ، قَالَ: «فَتْرَةٌ بَيْنَ عِيسَى وَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ سِتُّمِائَةِ سَنَةٍ»، وَرُوِيَ عَنْ قَتَادَةَ: «خَمْسُمِائَةٍ وَسِتُّونَ سَنَةً»، وَعَنِ الْكَلْبِيِّ: «خَمْسُمِائَةٍ وَأَرْبَعُونَ سَنَةً»، وَعَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ: «خَمْسُمِائَةِ سَنَةٍ» مِثْلُ مَا رُوِيَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، وَالْمَشْهُورُ عِنْدَ الْمُحَقِّقِينَ خَمْسُمِائَةٍ وَسَبْعُونَ سَنَةً، وَرَوَى ابْنُ حِبَّانَ [ت354ه] فِي «صَحِيحِهِ»[3] قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو هَمَّامٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الْهَيْثَمِ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنِ الْوَضِينِ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ نَصْرِ بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: «لَقَدْ مَكَثَ أَصْحَابُ الْمَسِيحِ عَلَى سُنَّتِهِ وَهَدْيِهِ مِائَتَيْ سَنَةٍ»، وَلَكِنَّهُ لَا يَصِحُّ؛ لِضَلَالِ أَكْثَرِهِمْ بَعْدَهُ اتِّبَاعًا لِبُولُسَ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ أَنَّهُ لَمْ يَزَلْ فِيهِمْ مَنْ كَانَ عَلَى سُنَّةِ الْمَسِيحِ وَهَدْيِهِ ظَاهِرًا مَشْهُورًا إِلَى مِائَتَيْ سَنَةٍ، ثُمَّ لَمْ يَكُنْ فِيهِمْ مَنْ كَانَ كَذَلِكَ، وَكَانَ عُلَمَاؤُهُمْ مَسْتُورِينَ مَغْمُورِينَ؛ كَمَا جَاءَ قَرِيبٌ مِنْ ذَلِكَ فِي حَدِيثِ جَعْفَرٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ حَيْثُ قَالَ: «مِائَتَانِ وَخَمْسُونَ عَامًا لَيْسَ فِيهَا نَبِيٌّ وَلَا عَالِمٌ ظَاهِرٌ»، وَرُوِيَ أَنَّهُ ذَكَرَ النَّصَارَى وَعَدَاوَتَهُمْ، فَقَالَ رَجُلٌ: قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ﴾[4]، فَقَالَ: «أُولَئِكَ كَانُوا قَوْمًا بَيْنَ عِيسَى وَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَنْتَظِرُونَ مَجِيءَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ».
Terjemahan:
Mansur berkata: Bukhari [w. 256 H] meriwayatkan dalam kitab Sahihnya, dia berkata: Hasan bin Mudrik meriwayatkan kepadaku, (dia berkata): Yahya bin Hammad meriwayatkan kepada kami, (dia berkata): Abu Awanah mengabarkan kepada kami, dari Asim al-Ahwal, dari Abu Utsman, dari Salman yang berkata: “Jarak antara Isa dan Muhammad (shalawat Allah atas keduanya) adalah enam ratus tahun”, dan diriwayatkan dari Qatadah: “Lima ratus enam puluh tahun”, dan diriwayatkan dari al-Kalbi: “Lima ratus empat puluh tahun”, dan diriwayatkan dari Ibnu Juraij: “Lima ratus tahun”, sama seperti yang diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad. Dan yang terkenal di kalangan para peneliti adalah lima ratus tujuh puluh tahun. Dan Ibnu Hibban [w. 354 H] meriwayatkan dalam kitab Sahihnya, dia berkata: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, (dia berkata): Abu Hammam meriwayatkan kepada kami, (dia berkata): Walid bin Muslim meriwayatkan kepada kami, dari Haitsam bin Humaid, dari Wadin bin Atha’, dari Nashr bin Alqamah, dari Jubair bin Nufair, dari Abu Darda’ yang berkata: Rasulullah
bersabda: “Para pengikut Al-Masih tetap berada di atas sunnah dan ajarannya selama dua ratus tahun.” Namun ini tidak benar; karena kebanyakan dari mereka tersesat sepeninggalannya dengan mengikuti Paulus, kecuali jika yang dimaksud adalah bahwa selalu ada di antara mereka orang yang yang tampak dan dikenal yang tetap berada di atas sunnah dan ajaran Al-Masih hingga dua ratus tahun, dan setelah itu tidak ada lagi orang semacam itu di tengah mereka, dan para ulama mereka tersembunyi serta tidak dikenal; sebagaimana yang serupa dengan ini terdapat dalam hadis Ja’far
, di mana beliau berkata: “Tidak ada Nabi atau ulama yang tampak selama dua ratus lima puluh tahun.” Dan diriwayatkan pula bahwa beliau menyebut kaum Nasrani dan permusuhan mereka (terhadap Islam dan umat Muslim). Lalu seorang laki-laki berkata: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Di antara mereka ada para pendeta dan rahib, dan mereka tidak menyombongkan diri.’” Maka beliau berkata: “Mereka adalah suatu kaum yang hidup di antara Isa dan Muhammad
yang menantikan kedatangan Muhammad
.”