Sabtu, 20 September 2025 / 27 Rabiul Awal 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Surat baru: Sebuah Surat yang Sangat Bermanfaat dari Yang Terhormat yang Berisi Tiga Puluh Wasiat Akhlak. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Sebuah ucapan dari Yang Mulia tentang mereka yang saat ini tidak menghargainya dan mengejek seruannya kepada Mahdi. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading
Pelajaran
 
Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sesuai dengan perintah-Nya.
Hadis-Hadis Sahih dari Nabi Tentangnya

Hadis No. 16

Ada para khalifah setelah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam).

رَوَى إِسْحَاقُ بْنُ رَاهَوَيْهِ [ت238هـ] فِي «مُسْنَدِهِ»[1]، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ، عَنِ الْفُرَاتِ الْقَزَّازِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:

«إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ، إِذَا مَاتَ نَبِيٌّ قَامَ نَبِيٌّ مَكَانَهُ، وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي»، قَالُوا: فَمَا يَكُونُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «خُلَفَاءُ، فَأَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ، وَسَلُوا اللَّهَ الَّذِي لَكُمْ».

Terjemahan:

Ishaq bin Rahawayh [w. 238 H] meriwayatkan dalam Musnadnya, (dengan redaksi sebagai berikut) dia berkata: Abdussamad bin Abdil Warith memberitakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Muhammad bin Juhadah memberitakan kepada kami, dari Furat al-Qazzaz, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) yang bersabda:

“Sungguh Bani Israil diurus oleh para Nabi; setiap kali seorang Nabi wafat, Nabi yang lain menggantikannya. Dan sungguh tidak akan ada Nabi setelahku.” Mereka berkata: “Maka apa yang akan ada, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Akan ada para khalifah. Maka tunaikanlah hak mereka, dan mintalah hak kalian dari Allah.”

Pertimbangan

قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ، وَلَكِنْ زَادَ فِيهِ أَبُو هُرَيْرَةَ: «فَيَكْثُرُونَ»، وَهَذِهِ زِيَادَةٌ غَيْرُ صَحِيحَةٍ؛ لِأَنَّ الثَّابِتَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «الْخُلَفَاءُ بَعْدِي اثْنَا عَشَرَ»، فَلَا يَكْثُرُونَ عَنْ ذَلِكَ، وَقَالَ إِبْرَاهِيمُ النَّخَعِيُّ [ت96هـ]: «كَانَ أَصْحَابُنَا يَدَعُونَ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ»، وَقَالَ: «مَا كَانُوا يَأْخُذُونَ بِكُلِّ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ»، وَقَالَ: «كَانُوا يَرَوْنَ فِي حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ شَيْئًا»[2].

Terjemahan:

Mansur (Hafizhahullah Ta‘ala) berkata: Ini adalah hadis sahih. Namun Abu Hurairah menambahkan: “Maka (para khalifah) itu banyak jumlahnya”, dan tambahan ini tidak benar; karena dari Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) telah ditetapkan bahwa beliau bersabda: “Para khalifah setelahku ada dua belas orang.” Maka jumlah mereka tidak lebih dari itu. Dan Ibrahim an-Nakha‘i [w. 96 H] berkata: “Para sahabat kami meninggalkan sebagian hadis Abu Hurairah”, dan dia berkata: “Mereka tidak mengambil seluruh hadis Abu Hurairah”, dan dia berkata: “Mereka melihat sesuatu dalam hadis Abu Hurairah.”

Penguat No. 1

وَرَوَى الْبُخَارِيُّ [ت256هـ] فِي «تَارِيخِهِ الْكَبِيرِ»[3]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو ثَابِتٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِي سُهَيْلِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي رَافِعٍ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ: أَخْبَرَنِي أَخُوكَ ابْنُ مَسْعُودٍ -يَعْنِي عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ-: «يَكُونُ بَعْدَ الْأَنْبِيَاءِ خُلَفَاءُ».

Terjemahan:

Selain itu, al-Bukhari [w. 256 H] meriwayatkan dalam kitab Al-Tarikh al-Kabir, dia berkata: Abu Tsabit meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Umar bin Talhah meriwayatkan kepada kami, dari Abu Suhail bin Malik, dari Ibnu Abi Rafi‘, yaitu bekas budak Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) yang berkata: Aku berkata kepada Ibnu Umar: Saudaramu Ibnu Mas‘ud mengabarkan kepadaku, yakni dari Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam): “Ada para khalifah setelah para Nabi.”

Penguat No. 2

وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ [ت360هـ] فِي «الْمُعْجَمِ الْأَوْسَطِ»[4]، قَالَ: حَدَّثَنَا مُطَّلِبُ بْنُ شُعَيْبٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا بُعِثَ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا كَانَ بَعْدَهُ خَلِيفَةٌ».

Terjemahan:

Selain itu, at-Thabrani [w. 360 H] meriwayatkan dalam kitab Al-Mu‘jam al-Awsath, dia berkata: Muththalib bin Syu‘aib meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abdullah bin Shalih meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Laits meriwayatkan kepadaku, (dia berkata:) Ubaidullah bin Abi Ja‘far meriwayatkan kepada kami, dari Shafwan bin Sulaim, dari Abu Salamah, dari Abu Ayyub Al-Anshari yang berkata: Aku mendengar Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) bersabda: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus kecuali setelahnya ada seorang khalifah.”

Penguat No. 3

وَرَوَى ابْنُ أَبِي عَاصِمٍ [ت287هـ] فِي «السُّنَّةِ»[5]، قَالَ: حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ، عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ، قَالَا: سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ هَذَا الْأَمْرَ بَدَأَ رَحْمَةً وَنُبُوَّةً، ثُمَّ خِلَافَةٌ وَرَحْمَةٌ».

Terjemahan:

Selain itu, Ibnu Abi Ashim [w. 287 H] meriwayatkan dalam kitab As-Sunnah, dia berkata: Fudhail bin Husain meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abdul Wahid bin Ziyad meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Laits bin Abi Sulaim meriwayatkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Abu Tsa‘labah, dari Mu‘adz bin Jabal dan Abu Ubaidah bin Jarrah yang berkata: Kami mendengar Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) bersabda: “Sungguh perkara ini dimulai dengan rahmat dan Kenabian, lalu berlanjut dengan kekhilafahan dan rahmat.”

↑[1] . Musnad Ishaq bin Rahawayh, vol. 1, hal. 256
↑[2] . Lihat Musannaf Abdur Razzaq, vol. 8, hal. 245; al-Tarikh al-Kabir oleh Ibnu Abi Khaythamah (buku kedua), vol. 1, hal. 443; Qabul al-Akhbar Wa Ma‘rifah al-Rijal oleh al-Ka‘bi, vol. 1, hal. 178; al-Fusul Fi al-Usul oleh al-Jassas, vol. 3, hal. 127; Sejarah Damaskus oleh Ibnu Asakir, vol. 67, hal. 360.
↑[3] . Al-Tarikh al-Kabir oleh al-Bukhari, vol. 2, hal. 78
↑[4] . Al-Mu‘jam al-Awsat oleh al-Tabarani, vol. 8, hal. 309
↑[5] . Al-Sunnah oleh Ibnu Abi Asim, vol. 2, hal. 534
Bagikan
Bagikan konten ini dengan teman-teman Anda untuk membantu menyebarkan pengetahuan; memberi tahu orang lain tentang pengetahuan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih.
Email
Telegram
Facebook
Twitter
Anda juga bisa membaca konten ini dalam bahasa berikut ini:
Jika Anda fasih dalam bahasa lain, terjemahkan konten ini ke bahasa tersebut dan kirimkan terjemahan Anda kepada kami untuk diterbitkan di situs web. [Formulir Terjemahan]