Minggu, 21 September 2025 / 28 Rabiul Awal 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Surat baru: Sebuah Surat yang Sangat Bermanfaat dari Yang Terhormat yang Berisi Tiga Puluh Wasiat Akhlak. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Sebuah ucapan dari Yang Mulia tentang mereka yang saat ini tidak menghargainya dan mengejek seruannya kepada Mahdi. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading
Pelajaran
 
Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sesuai dengan perintah-Nya.
Hadis-Hadis Sahih dari Ahlul Bait Tentangnya

Hadis No. 33

Jika hanya ada dua orang di bumi, salah satu dari mereka pasti adalah Imam atau hujjah.

رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْكُلَيْنِيُّ [ت329ه‍] فِي «الْكَافِي»[1]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ -يَعْنِي الصَّفَّارَ-، عَنِ النَّهْدِيِّ -يَعْنِي الْهَيْثَمَ بْنَ أَبِي مَسْرُوقٍ-، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ يُونُسَ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ:

لَوْ لَمْ يَكُنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ الْإِمَامُ أَحَدَهُمَا.

Terjemahan:

Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Kafi (dengan redaksi sebagai berikut), dia berkata: Ahmad bin Muhammad meriwayatkan kepadaku, dari Muhammad bin Hasan yaitu as-Saffar, dari Nahdi yaitu Haitsam bin Abi Masruq, dari ayahnya, dari Yunus bin Ya’qub yang berkata: Aku mendengar Abu Abdullah, yaitu Ja’far bin Muhammad as-Shadiq (Alaihis Salam) berkata:

Jika hanya ada dua orang di bumi, salah satu dari mereka pasti adalah Imam.

Pertimbangan

قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: النَّهْدِيُّ وَأَبُوهُ مَقْبُولَانِ؛ كَمَا رَوَى الْكَشِّيُّ عَنْ حَمْدَوَيْهِ قَالَ: «سَمِعْتُ أَصْحَابِي يَذْكُرُونَهُمَا بِخَيْرٍ، كِلَاهُمَا فَاضِلَانِ»[2]، وَالظَّاهِرُ أَنَّ أَحْمَدَ بْنَ مُحَمَّدٍ هُوَ الْعَاصِمِيُّ الَّذِي قَالَ فِيهِ النَّجَاشِيُّ: «كَانَ ثِقَةً فِي الْحَدِيثِ، سَالِمًا، خَيِّرًا»[3]، وَلَمْ يَنْفَرِدْ بِهِ، بَلْ تَابَعَهُ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الصَّفَّارِ[4]، وَلِلْحَدِيثِ طَرِيقٌ آخَرُ:

Terjemahan:

Mansur (Hafizhahullah Ta‘ala) berkata: An-Nahdi dan ayahnya dipandang baik (di komunitas mereka); sebagaimana al-Kasysyi meriwayatkan dari Hamdawayh yang berkata: “Aku mendengar sahabat-sahabat kami berbicara baik tentang mereka. Mereka berdua adalah orang yang berbudi luhur.” Dan tampaknya Ahmad bin Muhammad adalah al-Asimi, an-Najasyi berkata tentangnya: “Dia adalah seorang yang terpercaya dalam hadis, saleh dan baik.” Dan (meskipun demikian) dia tidak sendirian dalam meriwayatkan hadis ini; melainkan, Ahmad bin Muhammad bin Yahya, dari ayahnya, dari as-Saffar juga meriwayatkannya bersamanya. (Selain itu,) hadis ini juga memiliki jalur riwayat lain:

Penguat No. 1

رَوَى عَلِيُّ بْنُ بَابَوَيْهِ [ت329ه‍] فِي «الْإِمَامَةِ وَالتَّبْصِرَةِ»[5]، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ إِدْرِيسَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ الْخَشَّابِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ كَرَّامٍ، قَالَ: قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ: «لَوْ كَانَ النَّاسُ رَجُلَيْنِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْإِمَامَ» وَقَالَ: «إِنَّ آخِرَ مَنْ يَمُوتُ الْإِمَامُ لِئَلَّا يَحْتَجَّ أَحَدٌ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ تَرَكَهُ بِغَيْرِ حُجَّةٍ».

Terjemahan:

Ali bin Babawayh [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Imamah wa al-Tabshirah, dari Ahmad bin Idris, dari Abdullah bin Muhammad, dari Khasysyab, dari Ja’far bin Muhammad, dari Karram yang berkata: Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) berkata: “Jika manusia hanya tinggal dua orang, salah satu dari mereka pasti adalah Imam”, dan beliau berkata: “Orang terakhir yang meninggal dunia adalah Imam, agar tidak seorang pun dapat berdalih kepada Allah bahwa Dia meninggalkannya tanpa hujjah.”

Pertimbangan

قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَكَذَا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ بِلَفْظِ «الْإِمَامِ»، وَجَاءَ فِي حَدِيثٍ آخَرَ بِلَفْظِ «الْحُجَّةِ»:

Terjemahan:

Mansur (Hafizhahullah Ta‘ala) berkata: Dalam hadis disebutkan dengan lafaz “Imam”, dan dalam hadis lain disebutkan dengan lafaz “hujjah”:

Penguat No. 2

رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْكُلَيْنِيُّ [ت329ه‍] فِي «الْكَافِي»[6]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ إِدْرِيسَ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى جَمِيعًا، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى بْنِ عُبَيْدٍ، وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ، عَنْ سَهْلِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الطَّيَّارِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ، قَالَ: «لَوْ بَقِيَ اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْحُجَّةَ عَلَى صَاحِبِهِ».

Terjemahan:

Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Kafi, dia berkata: Ahmad bin Idris dan Muhammad bin Yahya keduanya meriwayatkan kepadaku, dari Ahmad bin Muhammad, dari Muhammad bin Isa bin Ubaid; juga, Muhammad bin Hasan meriwayatkan kepadaku, dari Sahl bin Ziyad, dari Muhammad bin Isa, dari Muhammad bin Sinan, dari Hamzah bin Tayyar, dari Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) yang berkata: “Jika hanya dua orang tersisa, salah satu dari mereka pasti adalah hujjah atas yang lain.”

Penguat No. 3

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْكُلَيْنِيُّ [ت329ه‍] فِي «الْكَافِي»[7]، قَالَ: حَدَّثَنِي عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْبَرْقِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ ابْنِ سِنَانٍ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الطَّيَّارِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَقُولُ: «لَوْ لَمْ يَبْقَ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْحُجَّةَ، أَوِ الثَّانِي الْحُجَّةَ» -الشَّكُّ مِنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ.

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini [w. 329 H] meriwayatkan dalam kitab al-Kafi, dia berkata: Sejumlah sahabat kami meriwayatkan kepadaku, dari Ahmad bin Muhammad al-Barqi, dari Ali bin Ismail, dari Ibnu Sinan, dari Hamzah bin Tayyar yang berkata: Aku mendengar Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) berkata: “Jika hanya dua orang yang tersisa di bumi, salah satu dari mereka pasti adalah hujjah, atau yang kedua adalah hujjah”, keraguan berasal dari Ahmad bin Muhammad.

Penguat No. 4

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه‍] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[8]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي وَمُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ، قَالَا: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى وَمُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ أَبِي الْخَطَّابِ جَمِيعًا، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ حَمْزَةَ الطَّيَّارِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَقُولُ: «لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْحُجَّةَ، أَوْ كَانَ الثَّانِي الْحُجَّةَ» -الشَّكُّ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانٍ.

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Ayahku dan Muhammad bin Hasan meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Sa’d bin Abdullah dan Abdullah bin Ja’far meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Muhammad bin Isa dan Muhammad bin Husain bin Abi al-Khattab keduanya meriwayatkan kepada kami, dari Muhammad bin Sinan, dari Hamzah at-Thayyar yang berkata: Aku mendengar Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) berkata: “Jika hanya dua orang yang tersisa dari penduduk bumi, salah satu dari mereka pasti adalah hujjah, atau yang kedua adalah hujjah” keraguan berasal dari Muhammad bin Sinan.

Penguat No. 5

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه‍] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[9]، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْحِمْيَرِيُّ جَمِيعًا، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنِ ابْنِ أَبِي عُمَيْرٍ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ حُمْرَانَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَقُولُ: «لَوْ لَمْ يَبْقَ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْحُجَّةَ أَوْ كَانَ الثَّانِي الْحُجَّةَ».

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Muhammad bin Hasan meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sa’d bin Abdullah dan Abdullah bin Ja’far al-Himyari keduanya meriwayatkan kepada kami, dari Muhammad bin Husain, dari Ibnu Abi Umair, dari Hamzah bin Humran yang berkata: Aku mendengar Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) berkata: “Jika hanya dua orang yang tersisa di bumi, salah satu dari mereka pasti adalah hujjah, atau yang kedua adalah hujjah.”

Penguat No. 6

وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه‍] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[10]، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ جَمِيعًا، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ حُمْرَانَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ: لَوْ لَمْ يَكُنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْحُجَّةَ، وَلَوْ ذَهَبَ أَحُدُهُمَا بَقِيَ الْحُجَّةُ.

Terjemahan:

Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Muhammad bin Hasan meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sa‘d bin Abdullah dan Abdullah bin Ja’far keduanya meriwayatkan kepada kami, dari Muhammad bin Husain, dari Muhammad bin Sinan, dari Hamzah bin Humran, dari Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) (Alaihis Salam) yang berkata: “Jika hanya ada dua orang di bumi, salah satu dari mereka pasti adalah hujjah. Dan jika salah satu dari mereka meninggal, hujjah akan tetap ada.”

Pertimbangan

قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَكَذَا رَوَى ابْنُ الطَّيَّارِ وَحَمْزَةُ بْنُ حُمْرَانَ بِلَفْظِ «الْحُجَّةِ»، وَرَوَى يُونُسُ بْنُ يَعْقُوبَ وَكَرَّامٌ بِلَفْظِ «الْإِمَامِ»، وَبَيْنَهُمَا اخْتِلَافٌ؛ لِأَنَّ الْحُجَّةَ أَعَمُّ مِنَ الْإِمَامِ، وَالْأَئِمَّةُ فِي كِتَابِ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ، وَلَيْسَ لِلْحُجَجِ عَدَدٌ مَعْدُودٌ، وَالنَّبِيُّ حُجَّةٌ وَالْإِمَامُ حُجَّةٌ وَمَنْ أَمَرَ النَّبِيُّ أَوِ الْإِمَامُ بِطَاعَتِهِ حُجَّةٌ؛ لِأَنَّ مَنْ أَطَاعَهُ فَقَدْ أَطَاعَهُمَا، وَالْفَرْقُ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ تَقْلِيدُهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا يَجِبُ طَاعَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَفِيمَا يَرْوِي عَنْهُمَا. فَإِنْ كَانَ اللَّفْظُ هُوَ «الْإِمَامَ» فَيَدُلُّ عَلَى حَالَتَيْنِ: إِمَّا يَعِيشُ الْمَهْدِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، سَوَاءٌ طَالَ عُمُرُهُ أَوْ عُجِّلَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ؛ لِأَنَّهُ آخِرُ الْأَئِمَّةِ الْإِثْنَيْ عَشَرَ، وَإِمَّا يَمُوتُ فَيَخْلُفُهُ إِمَامٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ الْمَاضِينَ، لِئَلَّا يَزِيدَ عَدَدُ الْأَئِمَّةِ عَنِ الْإِثْنَيْ عَشَرَ، وَهُوَ لَا مَحَالَةَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ: إِمَّا عِيسَى بْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ الَّذِي يَنْزِلُ فِي زَمَانِهِ فَيُصَلِّي خَلْفَهُ كَمَا تَوَاتَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَإِمَّا إِمَامٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ الْإِثْنَيْ عَشَرَ يَرْجِعُ إِلَى الدُّنْيَا بَعْدَ مَوْتِهِ كَمَا رَوَى الشِّيعَةُ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ أَيُّ الثَّلَاثَةِ سَتَكُونُ، وَإِنْ كَانَ اللَّفْظُ هُوَ «الْحُجَّةَ» فَيَدُلُّ عَلَى الثَّلَاثَةِ وَيَزِيدُ عَلَيْهَا رَابِعَةً، وَهِيَ أَنْ يَمُوتَ الْمَهْدِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَخْلُفَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ قَدْ أَمَرَ بِطَاعَتِهِ، وَلَا يُنَافِي ذَلِكَ مَا وَرَدَ مِنْ أَنَّ الْأَرْضَ لَا تَخْلُو مِنْ إِمَامٍ يَوْمًا وَاحِدًا؛ لِأَنَّ هَذَا الرَّجُلَ عَامِلُ الْإِمَامِ، وَقَدْ يَرِثُ كُتُبَهُ وَيَرْوِيهَا، إِلَّا أَنَّ ذَلِكَ أَبْعَدُ الْحَالَاتِ؛ لِأَنَّهُ خِلَافُ الظَّاهِرِ، وَأَقْرَبُهَا وَأَقْوَاهَا رِوَايَةً أَنَّ الْمَهْدِيَّ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَا يَمُوتُ حَتَّى يَنْزِلَ عِيسَى بْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَأَنَّ عِيسَى بْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَا يَمُوتُ حَتَّى يَخْرُجَ الدَّابَّةُ الَّتِي ذَكَرَهَا اللَّهُ فِي الْقُرْآنِ، وَهَكَذَا لَا تَخْلُو الْأَرْضُ مِنْ إِمَامٍ يَوْمًا وَاحِدًا.

Terjemahan:

Mansur (Hafizhahullah Ta‘ala) berkata: Seperti inilah Ibnu Thayyar dan Hamzah bin Humran meriwayatkannya dengan lafaz “hujjah”. Sedangkan Yunus bin Ya’qub dan Karram meriwayatkannya dengan lafaz “Imam.” Terdapat perbedaan di antara kedua lafaz tersebut; karena “hujjah” lebih luas dari “Imam”, dan para Imam dalam kitab Allah ada dua belas, tetapi tidak ada jumlah tertentu untuk hujjah. Nabi adalah hujjah, Imam adalah hujjah, dan siapa pun yang Nabi atau Imam perintahkan untuk ditaati juga hujjah, karena siapa pun yang menaatinya, berarti menaati keduanya. Perbedaannya adalah bahwa taqlid kepadanya dalam urusan agama tidak diperbolehkan; melainkan, menaatinya hanya wajib dalam urusan dunia dan dalam hal yang dia riwayatkan dari keduanya (yaitu Nabi dan Imam). Jika lafaz hadis adalah “Imam”, maka ia menunjukkan dua kemungkinan: (1) Mahdi (Alaihis Salam) akan hidup hingga Hari Kiamat, baik dengan arti bahwa umurnya akan panjang, maupun dengan arti bahwa Hari Kiamat akan dipercepat; karena beliau adalah Imam terakhir dari dua belas Imam, atau (2) beliau akan wafat dan salah satu Imam dari para Imam sebelumnya akan menggantikan beliau, sehingga jumlah Imam tidak lebih dari dua belas. Dan Imam itu tidak dapat dipungkiri pasti salah satu dari dua orang: Isa bin Maryam (Alaihis Salam) yang akan turun pada masa beliau dan shalat di belakang beliau, sebagaimana diriwayatkan secara luas dari Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam), atau salah satu dari dua belas Imam yang akan kembali ke dunia setelah wafat, sebagaimana diriwayatkan oleh Syiah. Dan Allah lebih mengetahui kemungkinan mana dari tiga kemungkinan tersebut yang akan terjadi. Jika lafaz hadis adalah “hujjah”, maka selain tiga kemungkinan tersebut, ada kemungkinan keempat: yaitu Mahdi (Alaihis Salam) wafat dan seorang lelaki dari keluarganya yang beliau perintahkan untuk ditaati akan menggantikan beliau. Dan hal ini tidak bertentangan dengan riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa bumi tidak akan pernah tanpa Imam walau hanya sehari; sebab lelaki itu adalah wakil Imam dan bisa mewarisi serta meriwayatkan kitab-kitab beliau. Namun, ini adalah kemungkinan yang paling kecil; karena bertentangan dengan makna lahiriah (lafaz “Imam” dalam riwayat-riwayat yang disebutkan). Sedangkan kemungkinan yang paling besar dan paling kuat dari segi riwayat adalah Mahdi (Alaihis Salam) tidak akan wafat sampai Isa bin Maryam (Alaihis Salam) turun, dan Isa bin Maryam (Alaihis Salam) tidak akan wafat sampai keluarnya makhluk yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Dan dengan demikian, bumi tidak akan pernah tanpa seorang Imam walau sehari.

↑[1] . Al-Kafi oleh al-Kulaini, vol. 1, hal. 180
↑[2] . Rijal al-Kisysyi, vol. 2, hal. 670
↑[3] . Rijal al-Najashi, hal. 93
↑[4] . Basa’ir al-Darajat oleh as-Saffar, hal. 507
↑[5] . Al-Imamah Wa al-Tabsirah oleh Ali ibn Babawayh, hal. 30 dan 31
↑[6] . Al-Kafi oleh al-Kulaini, vol. 1, hal. 179 dan 180
↑[7] . Al-Kafi oleh al-Kulaini, vol. 1, hal. 180
↑[8] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 203
↑[9] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 230
↑[10] . Kamal al-Din Wa Tamam al-Ni‘mah oleh Ibnu Babawayh, hal. 232 dan 233
Bagikan
Bagikan konten ini dengan teman-teman Anda untuk membantu menyebarkan pengetahuan; memberi tahu orang lain tentang pengetahuan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih.
Email
Telegram
Facebook
Twitter
Anda juga bisa membaca konten ini dalam bahasa berikut ini:
Jika Anda fasih dalam bahasa lain, terjemahkan konten ini ke bahasa tersebut dan kirimkan terjemahan Anda kepada kami untuk diterbitkan di situs web. [Formulir Terjemahan]