Hadis No. 31
“Bumi tidak akan tanpa khalifah Allah walau hanya sesaat, selama masih ada penangguhan bagi manusia.”
رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْزِيَارَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ مَهْزِيَارَ، عَنِ الْحُسَيْنِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْبَجَلِيِّ، عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ زُرَارَةِ بْنِ أَعْيَنَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي حَدِيثٍ لَهُ فِي الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ فِي آخِرِهِ:
وَلَوْلَا مَنْ عَلَى الْأَرْضِ مِنْ حُجَجِ اللَّهِ، لَنَفَضَتِ الْأَرْضُ مَا فِيهَا وَأَلْقَتْ مَا عَلَيْهَا، إِنَّ الْأَرْضَ لَا تَخْلُو سَاعَةً مِنَ الْحُجَّةِ.
Terjemahan:
Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah (dengan redaksi sebagai berikut), dia berkata: Ayahku meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sa’d bin Abdullah meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Muhammad bin Isa dan Ibrahim bin Mahziyar meriwayatkan kepada kami, dari Ali bin Mahziyar, dari Husain bin Sa’id, dari Abu Ali al-Bajali, dari Aban bin Utsman, dari Zurarah bin A’yan, dari Abu Abdullah, yaitu Ja’far bin Muhammad as-Shadiq bahwa di akhir hadis tentang Husain bin Ali
, beliau berkata:
Dan sekiranya tidak ada seorang pun dari hujjah-hujjah Allah yang berada di bumi, niscaya bumi akan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan merobohkan apa yang ada di atasnya. Sesungguhnya, bumi tidak akan pernah tanpa hujjah walau hanya sesaat.
Penguat No. 1
وَرَوَى مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَابَوَيْهِ [ت381ه] فِي «كَمَالِ الدِّينِ وَتَمَامِ النِّعْمَةِ»[2]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْحِمْيَرِيُّ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ نُوحٍ، عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُسْلِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُلَيْمَانَ الْعَامِرِيِّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ: «مَا زَالَتِ الْأَرْضُ إِلَّا وَلِلَّهِ تَعَالَى ذِكْرُهُ فِيهَا حُجَّةٌ يُعَرِّفُ الْحَلَالَ وَالْحَرَامَ وَيَدْعُو إِلَى سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا يَنْقَطِعُ الْحُجَّةُ مِنَ الْأَرْضِ إِلَّا أَرْبَعِينَ يَوْمًا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا رُفِعَتِ الْحُجَّةُ أُغْلِقَ بَابُ التَّوْبَةِ وَلَنْ يَنْفَعَ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُرْفَعَ الْحُجَّةُ، أُولَئِكَ شِرَارُ خَلْقِ اللَّهِ، وَهُمُ الَّذِينَ تَقُومُ عَلَيْهِمُ الْقِيَامَةُ».
Terjemahan:
Selain itu, Muhammad bin Ali bin Babawayh [w. 381 H] meriwayatkan dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni‘mah, dia berkata: Ayahku meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sa’d bin Abdullah dan Abdullah bin Ja’far al-Himyari meriwayatkan kepada kami, dari Ayyub bin Nuh, dari Rabi’ bin Muhammad bin Musli, dari Abdullah bin Sulaiman al-Amiri, dari Abu Abdullah (Ja’far bin Muhammad as-Shadiq) yang berkata: “Bumi tidak pernah ada kecuali ada seorang hujjah bagi Allah Ta’ala di atasnya, yang menjelaskan halal dan haram serta menyeru kepada Allah Azza wa Jalla. Dan hujjah tidak akan terputus dari bumi kecuali empat puluh hari sebelum Hari Kiamat. Maka ketika hujjah itu diangkat, pintu tobat tertutup, dan iman seseorang tidak lagi bermanfaat baginya apabila dia tidak beriman sebelum hujjah itu diangkat. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk Allah dan kepada mereka itulah Hari Kiamat akan datang.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: لَيْسَ بَيْنَ الْحَدِيثَيْنِ تَعَارُضٌ؛ لِأَنَّ الْأَرْضَ لَا تَخْلُو مِنْ خَلِيفَةِ اللَّهِ سَاعَةً وَلِلنَّاسِ فِيهَا مُهْلَةٌ وَإِذَا رُفِعَ خَلِيفَةُ اللَّهِ طَلَعَتْ طَلَائِعُ الْقِيَامَةِ، فَبُدِّلَتِ الْأَرْضُ وَالسَّمَاوَاتُ وَأَتَى تَأْوِيلُ قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ﴾[3]. نَعَمْ، يُعَارِضُهُ مَا رُوِيَ مِنْ أَنَّ «الْحُجَّةَ قَبْلَ الْخَلْقِ وَمَعَ الْخَلْقِ وَبَعْدَ الْخَلْقِ» وَأَنَّهُ «لَوْ لَمْ يَكُنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اثْنَانِ لَكَانَ أَحَدُهُمَا الْإِمَامَ» وَأَنَّ «آخِرَ مَنْ يَمُوتُ الْإِمَامُ» وَأَنَّهُ «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ»، وَلَكِنْ يَعْضُدُهُ مَا رُوِيَ مِنْ أَنَّهُ «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ» وَأَنَّهُ «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ: اللَّهُ اللَّهُ» وَأَنَّهُ «تَجِيءُ رِيحٌ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ طَيِّبَةٌ، فَتُقْبَضُ فِيهَا رُوحُ كُلِّ مُؤْمِنٍ»، وَتَعَارُضُ الْأَحَادِيثِ فِي هَذَا الْبَابِ قَدِيمٌ مَشْهُورٌ وَسَوْفَ أَتَكَلَّمُ فِيهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ.
Terjemahan:
Mansur berkata: Tidak ada pertentangan antara kedua hadis tersebut; karena bumi tidak akan tanpa khalifah Allah walau hanya sesaat, selama masih ada penangguhan bagi manusia. Dan ketika khalifah Allah diangkat, tanda-tanda Hari Kiamat pun muncul. Lalu bumi dan langit berubah, dan tibalah takwil dari firman Allah, di mana Dia telah berfirman: “Apakah mereka menunggu selain kedatangan malaikat kepada mereka, atau datangnya Tuhanmu, atau datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu? Pada hari ketika sebagian tanda-tanda Tuhanmu datang, tidaklah bermanfaat iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman, atau tidak memperoleh kebaikan dalam imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah. Kami juga menunggu.’” Ya, hadis-hadis yang menyatakan: “Hujjah ada sebelum manusia, bersama manusia, dan setelah manusia”, dan “Jika hanya ada dua orang tersisa di bumi, salah satunya pasti Imam”, dan “Orang terakhir yang meninggal adalah Imam”, dan “Sekelompok dari umatku akan selalu teguh di atas kebenaran hingga Hari Kiamat tiba” bertentangan dengannya. Namun hadis-hadis yang menyatakan: “Hari Kiamat tidak akan datang kecuali atas manusia yang paling buruk”, dan “Hari Kiamat tidak akan datang hingga nama Allah tidak lagi disebut di bumi”, dan “Menjelang Hari Kiamat, akan berhembus angin yang baik lalu mencabut nyawa setiap orang yang beriman” justru menguatkannya. Dan pertentangan antara hadis-hadis dalam bab ini memang sudah lama dan terkenal, dan kelak saya akan membicarakannya, InSyaAllah.