Hadis No. 10
Umat tidak pernah kosong dari seseorang yang berperang di atas kebenaran hingga Hari Kiamat.
رَوَى ابْنُ قَانِعٍ [ت351هـ] فِي «مُعْجَمِ الصَّحَابَةِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْبَلَدِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْمِصِّيصِيُّ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Terjemahan:
Ibnu Qani‘ [w. 351 H] meriwayatkan dalam kitab Mu‘jam al-Sahabah (dengan redaksi sebagai berikut): Ibrahim bin Haitsam al-Baladi telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Muhammad bin Katsir al-Misisi telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) al-Awza’i telah meriwayatkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, yang berkata: Nabi bersabda:
Sejumlah dari umatku akan senantiasa berperang dengan kemenangan demi kebenaran hingga Hari Kiamat.
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: اخْتَلَفُوا فِي مُحَمَّدِ بْنِ كَثِيرٍ الْمِصِّيصِيِّ، فَمِنْهُمْ مَنْ وَثَّقَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ ضَعَّفَهُ، وَقِيلَ: إِنَّهُ وَهِمَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ[2]، وَلَكِنَّهُ لَمْ يَنْفَرِدْ بِهِ:
Terjemahan:
Mansur berkata: Mereka berbeda pendapat terkait Muhammad bin Katsir al-Misisi. Sebagian dari mereka menilainya terpercaya dan sebagian lainnya menilainya lemah. Dan dikatakan bahwa dia telah keliru dalam sanad ini. Tetapi dia tidak sendiri dalam meriwayatkan hadis ini:
Penguat
رَوَى أَبُو نُعَيْمٍ [ت430هـ] فِي «أَخْبَارِ أَصْبَهَانَ»[3]، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي دَاوُدَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يُونُسَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ سُلَيْمَانَ الْيَمَامِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ».
Terjemahan:
Abu Nu‘aim [w. 430 H] meriwayatkan dalam kitab Akhbar Asbahan, dia berkata: Hasan bin Abdullah bin Sa‘id telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abu Bakar bin Abi Dawud telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Ahmad bin Muhammad bin Yunus telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abdurrahim bin Rabi’ bin Sulaiman al-Yamami telah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Ayahku telah meriwayatkan kepadaku, dari Yahya bin Abi Kathir, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, yang berkata: Rasulullah bersabda: “Senantiasa sejumlah dari umatku akan berperang demi kebenaran hingga Hari Kiamat tiba.”
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: فِي رِوَايَةِ الْأَوْزَاعِيِّ زِيَادَةٌ غَيْرُ صَحِيحَةٍ، وَهِي «وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الشَّامِ»، وَلَيْسَتْ فِي رِوَايَةِ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، وَقَدْ رُوِيَ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهَا مِنْ قَوْلِ قَتَادَةَ، وَلَيْسَتْ مِنَ الْحَدِيثِ، وَهُوَ قَوْلُهُ: «حَدَّثَنِي قَتَادَةُ هَذَا الْحَدِيثَ وَزَعَمَ أَنَّهُمْ أَهْلُ الشَّامِ»[4]، وَهَكَذَا كُلُّ مَا يُوجَدُ بِهَذَا الْمَعْنَى فِي ذَيْلِ رِوَايَاتِ الْبَابِ مِمَّا يُوهِمُ أَنَّهُ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُ مِنْ قَوْلِ بَعْضِ الرُّوَاةِ تَأْوِيلًا لِلْحَدِيثِ، وَقَدْ لَبَّسُوهُ عَلَى النَّاسِ لِتَحْرِيضِهِمْ عَلَى طَاعَةِ الْأُمَرَاءِ وَبَسْطِ الْفُتُوحَاتِ عَلَى عَهْدِ بَنِي أُمَيَّةَ، وَفِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ تَصْرِيحٌ بِأَنَّهُ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّهَا مَدْسُوسَةٌ، وَهَذَا الْحَدِيثُ مَسَّتْهُ أَيْدِي الشَّامِيِّينَ، فَتَبَصَّرْ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ.
Terjemahan:
Mansur berkata: Dalam riwayat al-Awza‘i terdapat tambahan yang tidak benar, yaitu: “Dan beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Syam.” Dan hal ini tidak terdapat dalam riwayat Yahya bin Abi Kathir. Dan dari al-Awza‘i juga telah dikabarkan sesuatu yang menunjukkan bahwa itu adalah ucapan Qatadah dan bukan dari hadis, yaitu: “Qatadah meriwayatkan hadis ini kepadaku dan mengira bahwa mereka adalah penduduk Syam.” Maka dengan demikian, segala tambahan yang serupa maknanya dan muncul dalam riwayat-riwayat pada bab ini, yang tampaknya seolah-olah sabda Nabi
, sebenarnya adalah ucapan sebagian perawi dalam menafsirkan hadis, yang mereka sembunyikan agar mendorong masyarakat untuk taat kepada para penguasa dan mendukung perluasan wilayah pada masa Bani Umayyah. Dan dalam sebagian riwayat disebutkan secara tegas bahwa itu adalah ucapan Nabi
, tetapi riwayat-riwayat tersebut telah mengalami perubahan, dan orang-orang Syam telah mengutak-atik hadis ini. Maka bersikap bijaklah dan janganlah termasuk orang-orang yang bodoh.