Hadis No. 1
“Umat ini tidak pernah kosong dari seorang Mahdi (seseorang yang mendapat petunjuk).”
رَوَى الْحَاكِمُ النَّيْسَابُورِيُّ [ت405هـ] فِي «الْمُسْتَدْرَكِ عَلَى الصَّحِيحَيْنِ»[1]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَالَوَيْهِ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَيْمُونَ الْعَدَنِيُّ، وَكَانَ يُسَمَّى قُرَيْشَ الْيَمَنِ وَكَانَ مِنَ الْعَابِدِينَ الْمُجْتَهِدِينَ، قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي جَعْفَرٍ: وَاللَّهِ لَقَدْ حَدَّثَنِي ابْنُ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ:
لَا يَجْمَعُ اللَّهُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ أَبَدًا.
Terjemahan:
Hakim al-Nishaburi [w. 405 H] telah meriwayatkan dalam kitab al-Mustadrak Ala al-Sahihain, (dengan redaksi sebagai berikut) dia telah berkata: Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Balawayh meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Musa bin Harun meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abbas bin Abdul Azim meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Abdur Razzaq meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Ibrahim bin Maimun al-Adani yang disebut Quraysh al-Yaman dan termasuk orang-orang yang ahli ibadah meriwayatkan kepada kami, (dia berkata:) Aku berkata kepada Abu Ja‘far: Demi Allah, Ibnu Tawus telah meriwayatkan kepadaku dari ayahnya yang berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas berkata: Rasulullah bersabda:
Allah tidak pernah mengumpulkan umatku di atas kesesatan.
Pertimbangan
قَالَ الْمَنْصُورُ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ، وَقَدْ رُوِيَ نَحْوُهُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَأَنَسِ بْنِ مَالْكٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَسَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ، وَأَبِي بَصْرَةَ الْغِفَارِيِّ، وَقُدَامَةِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْكِلَابِيِّ، وَهُوَ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ لَا تَخْلُو مِنْ مَهْدِيٍّ، وَلَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَزَالُونَ مَهْدِيِّينَ، وَالْعَجَبُ مِنْ رُوَاةٍ عَقَّبُوا الْحَدِيثَ بِقَوْلِهِمْ: «فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ»، كَأَنَّهُ جُزْءُ الْحَدِيثِ أَوْ مُفَادُهُ، وَمَا كَانَ كَذَلِكَ، لَكِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ مَا يَرْوُونَ، فَيَزِيدُونَ وَيَنْقُصُونَ، وَلِذَلِكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: «نَضَّرَ اللَّهُ امْرَءًا سَمِعَ مَقَالَتِي فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ غَيْرِ فَقِيهٍ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ»[2].
Terjemahan:
Mansur berkata: Ini adalah hadis sahih, yang semisal dengannya telah diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Anas bin Malik, Abdullah bin Amr, Samurah bin Jundub, Abu Hurairah, Abu Malik al-Asy‘ari, Abu Basrah al-Ghifari, dan Qudamah bin Abdullah al-Kilabi. Dan hadis ini menunjukkan bahwa umat ini tidak pernah kosong dari seorang Mahdi (seseorang yang mendapat petunjuk), dan tidak menunjukkan bahwa mayoritas mereka selalu mendapat petunjuk. Dan yang mengherankan adalah beberapa perawi yang setelah mengutip hadis ini mengatakan: “Kalian harus taat kepada Sawad al-A‘zam” (yang berarti mayoritas,) seakan-akan itu bagian dari hadis atau maksud dari hadis tersebut! Padahal bukan demikian, tetapi mereka tidak memahami apa yang mereka riwayatkan, maka mereka menambah-nambahkan dan menguranginya. Karena alasan inilah, Rasulullah
bersabda: “Semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang ketika mendengar ucapanku, dia menyampaikannya kepada yang lainnya tepat sebagaimana dia mendengarnya; karena, betapa banyak orang yang membawa ilmu padahal dia sendiri tidak berilmu, dan betapa banyak yang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.”