Ayat No. 21
“Sesungguhnya, bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang adil dari keturunan Ibrahim
yang Allah telah menetapkannya sebagai Imam bagi manusia.”
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
﴿وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ﴾[1]
Terjemahan:
Allah Ta’ala telah berfirman:
Dan ketika Tuhannya menguji Ibrahim dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna, Dia berfirman: “Aku menetapkanmu sebagai Imam bagi manusia!” Dia berkata: “Dan dari keturunanku juga?” Dia berfirman: “Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Pertimbangan
1 . أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ الْجُوزَجَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: إِنَّ الْأَرْضَ لَا تَخْلُو مِنْ رَجُلٍ عَادِلٍ مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا، وَهَذَا عَهْدٌ عَهِدَهُ اللَّهُ إِلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِذِ ابْتَلَاهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ: ﴿قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ﴾، فَمَاذَا يُنْكِرُ هَؤُلَاءِ الْجُهَّالُ الضُّلَّالُ الْمَفْتُونُونَ؟! أَيُنْكِرُونَ أَنْ يَكُونَ أَكْثَرُ الْمُسْلِمِينَ قَدْ ضَلُّوا؟! ﴿وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الْأَوَّلِينَ﴾[2]، وَهُمْ يَرْوُونَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَهُمْ: «لَتَرْكَبُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ»![3] فَمَاذَا يُنْكِرُونَ بَعْدَ قَوْلِ اللَّهِ وَقَوْلِ رَسُولِهِ؟! أَيُنْكِرُونَ أَنْ يَكُونَ أَكْثَرُ الصَّحَابَةِ قَدْ أَخْطَأَوُا؟! وَقَدْ أَخْطَأَ أَكْثَرُهُمْ يَوْمَ أُحُدٍ، إِذْ يُصْعِدُونَ وَلَا يَلْوُونَ عَلَى أَحَدٍ وَالرَّسُولُ يَدْعُوهُمْ فِي أُخْرَاهُمْ فَأَثَابَهُمْ غَمًّا بِغَمٍّ وَقَالَ: ﴿إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا﴾[4]، وَيَوْمَ حُنَيْنٍ، إِذْ أَعْجَبَتْهُمْ كَثْرَتُهُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْهُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّوْا مُدْبِرِينَ، وَهُمْ يَرْوُونَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِي فَيُنَحَّوْنَ عَنِ الْحَوْضِ فَلَأَقُولَنَّ: يَا رَبِّ، أَصْحَابِي، فَيَقُولُ: إِنَّكَ لَا عِلْمَ لَكَ بِمَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، إِنَّهُمُ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمُ الْقَهْقَرَى»[5]، فَمَاذَا يُنْكِرُونَ بَعْدَ قَوْلِ اللَّهِ وَقَوْلِ رَسُولِهِ؟! أَمِ اتَّخَذُوا الصَّحَابَةَ وَالتَّابِعِينَ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ، كَمَا اتَّخَذَ الْيَهُودُ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ؟! ﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾![6]
Terjemahan:
Isa bin Abdul Hamid al-Jowzajani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Sesungguhnya, bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang adil dari keturunan Ibrahim yang Allah telah menetapkannya sebagai Imam bagi manusia. Dan ini adalah janji yang telah Allah buat bersama Ibrahim
ketika Dia mengujinya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Maka ‘Dia berfirman: “Aku menetapkanmu sebagai Imam bagi manusia.” Dia berkata: “Dan dari keturunanku juga?” Dia berfirman: “Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”’ Maka apa yang diingkari oleh orang-orang yang tertimpa fitnah, sesat, dan bodoh ini?! Apakah mereka mengingkari bahwa mayoritas umat Muslim telah tersesat?! ‘Padahal sebelum mereka, kebanyakan orang-orang terdahulu telah tersesat.’ Dan mereka meriwayatkan dari Rasulullah
bahwa beliau berkata kepada mereka: ‘Kalian akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta!’ Maka dengan adanya ucapan Allah dan ucapan Rasul-Nya, apa yang mereka ingkari?! Apakah mereka mengingkari bahwa mayoritas sahabat telah berbuat salah?! Padahal mayoritas mereka berbuat salah pada hari Uhud, ketika mereka melarikan diri ke arah gunung dan tidak menoleh ke siapa pun, sedangkan Nabi memanggil mereka dari belakang. Maka Dia menghukum mereka dengan kesedihan di atas kesedihan[7], dan Dia berfirman: ‘Sesungguhnya, orang-orang di antara kalian yang berpaling pada hari bertemunya dua pasukan, Setan telah membuat mereka tergelincir karena sebagian dari apa yang telah mereka perbuat.’ Dan pada hari Hunain, ketika jumlah mereka membuat mereka merasa bangga, tetapi itu tidak berguna bagi mereka, dan bumi yang luas menjadi sempit bagi mereka, kemudian mereka melarikan diri[8]. Dan mereka sendiri meriwayatkan dari Rasulullah
bahwa beliau bersabda: ‘Sesungguhnya, sekelompok sahabatku akan datang kepadaku (pada Hari Kiamat). Lalu mereka diusir dari sekitar Telaga. Maka aku akan berkata: “Wahai Tuhanku! Sahabat-sahabatku!” Maka Dia akan berfirman: “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu! Mereka telah kembali ke belakang!”’ Maka dengan adanya ucapan Allah dan ucapan Rasul-Nya, apa yang mereka ingkari?! Apakah mereka menjadikan para sahabat dan tabi‘in sebagai tuhan-tuhan selain Allah, sebagaimana orang-orang Yahudi menjadikan para ulama dan rahib mereka[9]?! ‘Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia! Dia Maha Suci dari apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)!’”
2 . أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ الْجُوزَجَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: لَا بُدَّ لِلنَّاسِ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَهُمْ، وَذَلِكَ عَهْدٌ عَهِدَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ إِذِ ابْتَلَاهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ: ﴿قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ﴾، فَمَنْ مَاتَ وَلَا يَعْرِفُ هَذَا الْإِمَامَ فَقَدْ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً! أَلَا إِنَّهُ لَيْسَ أَبَا بَكْرٍ الْبَغْدَادِيَّ وَلَا مُحَمَّدعُمَرَ الْقَنْدَهَارِيَّ وَلَا فُلَانًا وَلَا فُلَانًا -فَمَا أَبْقَى رَجُلًا مِنْ أَئِمَّةِ الْقَوْمِ إِلَّا سَمَّاهُ- وَلَكِنَّهُ الْمَهْدِيُّ! ثُمَّ تَمَثَّلَ بِقَوْلِ دِعْبِلِ بْنِ عَلِيٍّ الْخُزَاعِيِّ فَقَالَ:
خُرُوجُ إِمَامٍ لَا مَحَالَةَ خَارِجٌ ... يَقُومُ عَلَى اسْمِ اللَّهِ وَالْبَرَكَاتِ
يَمِيزُ فِينَا كُلَّ حَقٍّ وَبَاطِلٍ ... وَيَجْزِي عَلَى النَّعْمَاءِ وَالنَّقَمَاتِ
فَيَا نَفْسُ طَيِّبِي ثُمَّ يَا نَفْسُ أَبْشِرِي ... فَغَيْرُ بَعِيدٍ مَا هُوَ آتٍ!
Terjemahan:
Isa bin Abdul Hamid al-Jowzajani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Manusia tidak memiliki pilihan kecuali seorang Imam yang adil dari keturunan Ibrahim , yang telah Allah tetapkan. Dan ini adalah janji yang telah Allah buat dengannya ketika Dia mengujinya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna: ‘Dia berfirman: “Aku hendak menetapkanmu sebagai Imam bagi manusia.” Dia berkata: “Dan dari keturunanku juga?” Dia berfirman: “janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”’ Maka siapa pun yang mati dalam keadaan tidak mengenal Imam ini, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah! Ketahuilah bahwa dia bukan Abu Bakar al-Baghdadi atau Muhammad Umar al-Qandahari atau si fulan atau si fulan”—kemudian beliau tidak meninggalkan seorang pun dari para pemimpin kaum melainkan menyebut mereka satu per satu dengan nama—“Melainkan, dia adalah al-Mahdi!” Kemudian beliau menirukan syair dari Di‘bal bin Ali al-Khuza‘i dan berkata: “Keluarnya seorang imam yang pasti akan keluar; dia akan bangkit dengan nama Allah dan dengan keberkahan-Nya. Di antara kami, dia akan memisahkan segala yang benar dari yang batil; dan dia akan memberi balasan atas setiap kebaikan dan keburukan. Maka, wahai jiwa! Tenanglah dan bergembiralah; karena segala sesuatu yang pasti datang tidaklah jauh!”