Ayat No. 12
“Tidak ada masa tanpa seorang lelaki dari kalangan Ahli Dzikir, yang kepadanya orang-orang bertanya tentang sesuatu yang mereka tidak ketahui, dan dia memberikan mereka jawaban yang benar.”
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
﴿فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ﴾[1]
Terjemahan:
Allah Ta’ala telah berfirman:
Bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kalian tidak mengetahui.
Pertimbangan
1 . أَخْبَرَنَا أَبُو إِبْرَاهِيمَ السَّمَرْقَنْدِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي الْكِتَابِ شَيْئًا لَا يَسَعُ النَّاسَ الْقِيَامُ بِهِ، وَقَدْ أَنْزَلَ فِيهِ: ﴿فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ﴾، فَلَا يَخْلُو زَمَانٌ مِنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الذِّكْرِ يَسْأَلُهُ النَّاسُ عَمَّا لَا يَعْلَمُونَ فَيُجِيبُهُمْ بِالصَّوَابِ، وَلَئِنْ قُلْتَ لِهَؤُلَاءِ الْجُهَّالِ: اعْرِفُوا هَذَا الرَّجُلَ وَاسْأَلُوهُ لَيَقُولُنَّ: «إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُبْتَدِعُونَ»! قُلْتُ: جُعِلْتُ فِدَاكَ، إِنَّهُمْ يَقُولُونَ أَنَّ الْعُلَمَاءَ كُلَّهُمْ أَهْلُ الذِّكْرِ، فَقَالَ: أَكُلُّهُمْ يُصِيبُونَ فِي الْجَوَابِ إِذَا سُئِلُوا؟! قُلْتُ: لَا، قَالَ: لَا يَأْمُرُ اللَّهُ بِسُؤَالِ قَوْمٍ قَدْ لَا يُصِيبُونَ فِي الْجَوَابِ.
Terjemahan:
Abu Ibrahim as-Samarqandi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Mansur berkata: “Allah tidak menurunkan dalam kitab sesuatu yang manusia tidak mampu melakukannya. Dan Dia telah menurunkan di dalamnya: ‘Bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kalian tidak mengetahui.’ Maka tidak ada masa tanpa seorang lelaki dari kalangan Ahli Dzikir, yang kepadanya orang-orang bertanya tentang sesuatu yang mereka tidak ketahui, dan dia memberikan mereka jawaban yang benar. Dan jika engkau memberitahu orang-orang bodoh ini untuk mengenal lelaki ini dan bertanya kepadanya, mereka akan berkata, ‘Kalian tidak lain hanyalah ahli bid‘ah!’” Aku berkata: “Aku rela berkorban untukmu, mereka berkata bahwa semua ulama adalah Ahli Dzikir.” Maka beliau berkata: “Apakah mereka semua memberikan jawaban yang benar setiap kali mereka ditanya?!” Aku berkata: “Tidak.” Beliau berkata: “Allah tidak memerintahkan untuk bertanya kepada sekelompok orang yang mungkin saja tidak memberikan jawaban yang benar.”
2 . أَخْبَرَنَا صَالِحُ بْنُ مُحَمَّدٍ السَّبْزَوَارِيُّ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ الْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي مَسْجِدٍ وَكَانَ مَعَنَا رِجَالٌ مِنَ السَّلَفِيَّةِ، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحْدَثَ لَكُمْ ذِكْرًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا السَّلَفَ، فَإِنَّ السَّلَفَ لَمْ يَتَّبِعُوا السَّلَفَ، وَلَكِنِ اتَّبَعُوا ذِكْرَهُمْ، وَإِنَّ مَنْ وَقَفَ عَلَى سَلَفٍ وَلَمْ يَتَّبِعْ مَا أَحْدَثَ اللَّهُ لَهُ مِنْ ذِكْرٍ فَقَدْ قَطَعَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ، ﴿أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ﴾[2]، قَالَ رَجُلٌ مِنَ السَّلَفِيَّةِ: أَلَيْسَ كُلُّ مُحْدَثٍ بِدْعَةً؟ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ وَقَالَ: الْبِدْعَةُ مَا أَحْدَثَ النَّاسُ فِي الدِّينِ، وَالذِّكْرُ مَا أَحْدَثَ اللَّهُ، ثُمَّ قَرَأَ: ﴿مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ﴾[3]، قَالَ الرَّجُلُ: وَمَا ذِكْرٌ مُحْدَثٌ؟ قَالَ: إِمَامٌ يُحْدِثُهُ اللَّهُ فِي كُلِّ قَرْنٍ يَهْدِي بِأَمْرِهِ، لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيُحِقَّ الْقَوْلَ عَلَى الْكَافِرِينَ، قَالَ الرَّجُلُ: مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْقُرُونِ الثَّلَاثَةِ، إِنْ هَذَا إِلَّا بِدْعَةٌ! قَالَ: وَيْحَكَ، أَتَأْبَى إِلَّا أَنْ تُضَاهِئَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا؟! قَالُوا: ﴿مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ﴾[4]، وَاللَّهِ مَا كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ مُسْلِمًا يَقُولُ بِهَذَا حَتَّى سَمِعْتُكُمْ تَقُولُونَ بِهِ يَا مَعْشَرَ السَّلَفِيَّةِ!
Terjemahan:
Salih bin Muhammad as-Sabzawari mengabarkan kepada kami, dia berkata: Kami berada di sisi hamba yang saleh (yaitu Mansur) di sebuah masjid, dan ada beberapa laki-laki dari kelompok Salafiyyah bersama kami. Beliau menoleh kepada mereka dan berkata: “Sungguh, Allah telah memperbarui satu dzikir untuk kalian, maka ikutilah dia dan janganlah mengikuti salaf, karena salaf pun tidak mengikuti salaf, melainkan mengikuti dzikir mereka. Dan sungguh, siapa yang berhenti pada salaf dan tidak mengikuti dzikir yang Allah perbarui untuknya, maka dia telah memutus apa yang Allah perintahkan untuk disambung dan telah sesat dari jalan-Nya. ‘Mereka adalah orang-orang yang diseru dari tempat yang jauh.’” Seorang dari Salafiyyah berkata: “Bukankah setiap hal yang baru adalah bid‘ah?” Maka beliau menoleh kepadanya dan berkata: “Bid‘ah adalah sesuatu yang diperbarui oleh manusia dalam agama, sedangkan dzikir adalah sesuatu yang diperbarui oleh Allah.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Tidaklah suatu dzikir yang baru datang kepada mereka dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarkannya sambil memperolok-oloknya.” Laki-laki itu berkata: “Apa itu Dzikir yang diperbarui?” Beliau berkata: “Seorang Imam yang Allah perbarui di setiap generasi, yang memberikan petunjuk dengan perintah-Nya, agar dia memperingatkan siapa saja yang hidup dan agar perkataan itu berlaku atas orang-orang kafir.” Orang itu berkata: “Kami belum pernah mendengar hal ini pada salaf. Ini tidak lain hanyalah bid‘ah!” Beliau berkata: “Celakalah engkau! Apakah engkau tidak ingin mengatakan kecuali seperti ucapan orang-orang kafir?! Mereka berkata: ‘Kami belum pernah mendengar hal ini dalam agama nenek moyang kami! ini tidak lain hanyalah sesuatu yang dibuat-buat.’ Demi Allah, aku tidak pernah mengira seorang Muslim akan mengucapkan ucapan ini, sampai aku mendengar kalian mengucapkannya, wahai kelompok Salafiyyah!”