Beberapa Detail tentang Gerakan Kembali ke Islam
Yang Mulia Allamah Mansur Hasyimi Khorasani menyerukan tauhid dalam penciptaan, legislasi, dan kedaulatan. Tauhid dalam penciptaan berarti bahwa Allah Ta‘ala adalah satu-satunya Pencipta, Pemberi rezeki, dan Pengelola di dunia, serta tidak ada yang layak disembah selain Dia. Tauhid dalam legislasi berarti bahwa Allah Ta‘ala adalah satu-satunya Pembuat hukum di dunia; sehingga tidak boleh menganggap orang lain sebagai pembuat hukum, mengakui hukum lain selain hukum-Nya, ataupun tunduk kepada hukum lain selain hukum-Nya, meskipun hukum tersebut diakui oleh kebanyakan orang. Tauhid dalam kedaulatan berarti bahwa Allah Ta‘ala adalah satu-satunya Penguasa atas alam semesta; sehingga tidak boleh menganggap orang lain sebagai penguasa, dan pemerintahan harus diserahkan kepada orang yang telah Dia tunjuk, dan tidak boleh tunduk kepada pemerintahan orang yang tidak Dia tunjuk; sebagaimana salah seorang sahabat kami telah memberi tahu kami, dia berkata:
«سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ الْهَاشِمِيَّ الْخُرَاسَانِيَّ يَقُولُ: مَنْ وَحَّدَ اللَّهَ فِي الْخَلْقِ وَالرَّزْقِ وَتَدْبِيرِ الْعَالَمِ وَشَهِدَ أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ فَقَدْ أَسْلَمَ، وَلَكِنَّهُ لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ حَتَّى يُقِرَّ بِأَنَّ اللَّهَ وَاحِدٌ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي الْحُكْمِ وَالْمُلْكِ، لَا يُصْدِرُ حُكْمًا وَلَا يَبْعَثُ مَلِكًا إِلَّا هُوَ، فَإِنْ جَهِلَ ذَلِكَ فَهُوَ ضَالٌّ، وَإِنْ جَحَدَهُ فَهُوَ مُشْرِكٌ»; “Aku mendengar Mansur Hasyimi Khorasani berkata: Barang siapa yang meyakini keesaan Allah dalam penciptaan, pemberian rezeki, dan pengaturan dunia, serta bersaksi bahwa Rasul itu benar, maka dia adalah seorang Muslim, namun dia tidak akan menjadi seorang mukmin sampai dia mengakui bahwa Allah juga Esa dalam otoritas dan kedaulatan dan tidak ada sekutu bagi-Nya, (dalam arti) hanya Dialah yang berhak membuat hukum dan menunjuk penguasa. Jadi, jika seseorang tidak mengetahui hal ini, maka dia telah tersesat, dan jika dia mengingkarinya, maka dia adalah seorang musyrik.”
Dan salah seorang sahabat kami memberi tahu kami, dia berkata:
«سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: مَنْ أَقَرَّ بِأَنَّ اللَّهَ خَالِقُهُ وَرَازِقُهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتَمُ النَّبِيِّينَ فَقَدْ أَسْلَمَ، وَلَا يُؤْمِنُ حَتَّى يُقِرَّ بِأَنَّ الْحَرَامَ مَا حَرَّمَهُ اللَّهُ، لَا حَرَامَ غَيْرُهُ، وَأَنَّ الْإِمَامَ مَنْ جَعَلَهُ اللَّهُ إِمَامًا، لَا إِمَامَ غَيْرُهُ، فَإِنْ جَهِلَهُمَا فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا، وَإِنْ دُعِيَ إِلَيْهِمَا ثُمَّ أَنْكَرَهُمَا فَقَدْ أَشْرَكَ»; “Aku mendengar Mansur Hasyimi Khorasani berkata: Barang siapa yang mengakui bahwa Allah adalah Penciptanya dan Pemberi rezeki baginya, serta Muhammad adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi, maka dia telah memeluk Islam. Namun, dia tidak akan menjadi seorang mukmin sampai dia mengakui bahwa yang haram adalah apa yang telah Allah tetapkan haram, dan tidak ada yang haram selain itu, dan Imam adalah orang yang telah Allah tetapkan sebagai Imam, dan tidak ada Imam selain dia. Jika dia tidak mengetahui kedua hal ini, maka dia telah tersesat jauh, dan jika dia diajak menuju keduanya tetapi menolaknya, maka dia telah menjadi seorang musyrik.”
Dan salah seorang sahabat kami memberi tahu kami, dia berkata:
«قَالَ الْمَنْصُورُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ وَالسَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا، وَأَنَّ الصَّلَاةَ وَالزَّكَاةَ وَالصَّوْمَ وَالْحَجَّ وَالْجِهَادَ فَرِيضَةٌ مِنَ اللَّهِ، فَهُوَ مُسْلِمٌ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَلَكِنَّهُ لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ حَتَّى يَشْهَدَ أَنْ لَا حُكْمَ إِلَّا مَا أَنْزَلَهُ اللَّهُ، وَلَا حَاكِمَ إِلَّا مَنِ اخْتَارَهُ اللَّهُ بِآيَةٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ وَصِيَّةٍ مِنْ رَسُولِهِ، فَإِنْ جَهِلَ ذَلِكَ فَقَدْ ضَلَّ وَخَسِرَ، وَإِنْ أُلْقِيَ إِلَيْهِ فَأَبَى فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ، وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ»; “Aku mendengar Mansur Hasyimi Khorasani berkata: Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Surga dan Neraka itu benar dan Hari Kiamat pasti akan datang tanpa keraguan, serta salat, zakat, puasa, haji dan jihad adalah kewajiban yang diperintahkan Allah, maka dia adalah seorang Muslim, dan nyawa serta hartanya tidak dapat diganggu gugat kecuali dengan alasan yang sah. Namun, dia tidak akan menjadi seorang mukmin sampai dia bersaksi bahwa tidak ada hukum selain apa yang telah Allah turunkan, dan tidak ada penguasa selain orang yang telah Allah pilih melalui mukjizat dari-Nya atau wasiat dari Rasul-Nya. Jika dia tidak mengetahui hal ini, maka dia telah tersesat dan merugi, dan jika dia diberitahu tentang hal ini tetapi menolak (untuk menerimanya), maka dia tidak lagi memiliki hubungan dengan Allah, dan mereka itu benar-benar orang-orang kafir.”
Dan salah seorang sahabat kami memberi tahu kami, dia berkata:
«سَمِعْتُ الْمَنْصُورَ يَقُولُ: إِنَّمَا يَسْتَقْبِلُ هَذِهِ الْقِبْلَةَ ثَلَاثَةٌ: مَنْ سَمِعَ دَعْوَتِي إِلَى تَوْحِيدِ اللَّهِ فِي الشَّرْعِ وَالْمُلْكِ فَأَجَابَهَا وَاجْتَنَبَ الْجِبْتَ وَالطَّاغُوتَ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ سَمِعَهَا فَلَمْ يُجِبْهَا فَهُوَ مُنَافِقٌ، وَمَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا وَلَمْ يَعْرِفْ ذَلِكَ فَهُوَ مُسْلِمٌ ضَالٌّ حَتَّى يَسْمَعَهَا أَوْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ، قُلْتُ: جُعِلْتُ فِدَاكَ، أَلَيْسَ هَذَا مُسْتَضْعَفًا؟ قَالَ: إِنْ أَخْلَدَ فِي الْجِبَالِ وَالْأَوْدِيَةِ فَهُوَ مُسْتَضْعَفٌ، وَإِنْ دَخَلَ السُّوقَ وَجَالَسَ النَّاسَ وَأَحَسَّ الْإِخْتِلَافَ فَلَيْسَ بِمُسْتَضْعَفٍ، ثُمَّ رَفَعَ صَوْتَهُ فَنَادَى: أَلَا إِنَّ دَعْوَتِي هَذِهِ لَبَيَانٌ، فَلَا تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَبَّنَا لَمْ يَأْتِنَا بَيَانٌ!»; “Aku mendengar Mansur Hasyimi Khorasani berkata: Sesungguhnya, terdapat tiga golongan manusia yang menghadap kiblat ini: orang yang telah mendengar ajakanku menuju tauhid Allah dalam legislasi dan kedaulatan, lalu menerimanya, dan berpaling dari para pembuat hukum dan penguasa yang tidak berdasarkan ketuhanan, maka dia adalah seorang mukmin; orang yang telah mendengarnya tetapi tidak menerimanya, maka dia adalah seorang munafik; dan orang yang belum mendengarnya atau tidak mengetahui (hal ini), maka dia adalah seorang Muslim yang tersesat sampai dia mendengarnya atau meninggal dunia. Aku berkata: ‘Aku rela mengorbankan diriku untukmu, apakah dia tidak termasuk orang yang terhalang (dari kebenaran)?’ Beliau menjawab: Jika dia selalu hidup di pegunungan dan lembah-lembah, maka dia adalah orang yang terhalang, tetapi jika dia datang ke pasar-pasar dan bergaul dengan orang-orang dan memperhatikan adanya perselisihan, maka dia bukanlah orang yang terhalang. Lalu beliau meninggikan suaranya dan berseru: Ketahuilah bahwa ajakanku ini sungguh merupakan sebuah deklarasi yang jelas, maka janganlah berkata pada Hari Kiamat, ‘Wahai Tuhan kami, tidak ada deklarasi yang sampai kepada kami.”
(Lihat: Dua belas ucapan penting dari Yang Mulia dalam menjelaskan kemusyrikan, tauhid, Islam, dan iman.)