Kamis, 11 September 2025 / 18 Rabiul Awal 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Surat baru: Sebuah Surat yang Sangat Bermanfaat dari Yang Terhormat yang Berisi Tiga Puluh Wasiat Akhlak. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Sebuah ucapan dari Yang Mulia tentang mereka yang saat ini tidak menghargainya dan mengejek seruannya kepada Mahdi. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading

Sementara itu, mereka yang tidak percaya terhadap Islam menganggap bahwa Islam tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah umat Muslim, yang berarti bahwa umat Muslim telah menegakkan Islam, namun Islam tidak mampu menyelesaikan masalah mereka—bahkan justru menjadi penyebab timbulnya atau memburuknya masalah mereka. Oleh karena itu, tidak ada pilihan kecuali meninggalkan Islam dan beralih ke prinsip-prinsip lain. Karena alasan ini, mereka secara terang-terangan menyerukan pemisahan agama dari kehidupan dunia, menganggap ideologi islam dalam masyarakat sebagai penghalang bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat, serta berupaya mengganti keyakinan dan hukum-hukum Islam dengan keyakinan dan hukum-hukum buatan manusia. Sebaliknya, mereka yang percaya terhadap Islam mengetahui bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan membawa kebahagiaan dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah material dan spiritual umat Muslim, dan jika Islam belum menyelesaikan masalah tersebut, hal itu disebabkan karena Islam belum ditegakkan baik secara murni sebagaimana mestinya, atau secara keseluruhan dengan semua bagiannya. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki pilihan selain menjadikan terwujudnya Islam secara murni dan keseluruhan sebagai tujuan utama mereka dan mencurahkan segala upaya untuk mencapai hal tersebut, dan inilah makna dari kembali ke Islam.

Keharusan untuk Menegakkan Islam

Tidak diragukan lagi, mereka yang percaya kepada Islam dan meyakini bahwa penegakannya merupakan suatu keharusan untuk memperoleh kebahagiaan dan terbebas dari berbagai masalah adalah benar; sebagaimana Allah Ta‘ala telah memerintahkannya dalam firman-Nya: ﴿أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ[1]; “Bahwa kalian menegakkan agama dan janganlah berpecah belah di dalamnya”, dan: ﴿وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ[2]; “Dan jika mereka telah menegakkan Taurat dan Injil serta apa yang telah diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, mereka akan memakan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” Namun, sebagaimana telah jelas, penegakan Islam hanya akan mencukupi dan mencapai tujuannya apabila dilakukan dengan dua cara:

1. Menegakkan Islam yang Murni

Penegakan Islam akan menghasilkan kebahagiaan dan pembebasan dari berbagai masalah apabila yang ditegakkan adalah Islam yang murni, mengingat bahwa tidak setiap keyakinan atau hukum yang disandarkan kepada Islam benar-benar merupakan bagian dari Islam. Hal ini karena Islam adalah sebuah realitas eksternal yang berdiri sendiri dan berasal dari kehendak Allah Ta‘ala, dan kehendak Allah Ta‘ala sesuai dengan kesempurnaan-Nya, dan karena itu tidak berhubungan dengan kehendak makhluk lain yang tidak sempurna.

↑[1] . Asy-Syura/ 13
↑[2] . Al-Ma’idah/ 66