Selasa, 25 November 2025 / 4 Jumadil Akhir 1447 H
Mansur Hasyimi Khorasani
 Surat baru: Beberapa kutipan surat yang ditulis oleh Yang Terhormat yang berisi celaan terhadap para penguasa zalim yang mengaku memiliki kewenangan keagamaan, serta para pengikut mereka. Klik di sini untuk membaca. Ucapan baru: Dua belas ucapan dari Yang Terhormat terkait fakta bahwa hujjah hanyalah Kitab Allah dan Khalifah-Nya di bumi, bukan pendapat dan bukan pula riwayat. Klik di sini untuk membaca. Pelajaran baru: Pelajaran dari Yang Mulia tentang fakta bahwa bumi tidak pernah kosong dari seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang agama, yang telah Allah tunjuk sebagai khalifah, imam, dan pembimbing di atasnya sesuai dengan perintah-Nya; Ayat-ayat Al Qur’an tentangnya; Ayat no. 16. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web. Pertanyaan baru: Bagaimana pandangan Islam terhadap taqlid (mengikuti secara buta)? Klik di sini untuk membaca jawaban. Artikel baru: Artikel “Sebuah ulasan buku Kembali ke Islam karya Mansur Hasyimi Khorasani” ditulis oleh “Sayyed Mohammad Sadeq Javadian” telah terbit. Klik di sini untuk membaca. Kunjungi beranda untuk membaca konten paling penting di situs web.
loading

Oleh karena itu, tindakan mereka dalam menguasai bumi dan batas-batas yang mereka tetapkan di dalamnya adalah bentuk tindakan agresif dan melampaui batas; karena bumi ini milik Allah, dan Dia mewariskannya kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia telah berfirman: ﴿إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ[1]; “Sesungguhnya bumi itu milik Allah; Dia mewariskannya kepada siapa pun dari hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dan kesudahan (yang baik) milik orang-orang yang bertakwa.” Demikian pula, aset-aset publik adalah milik Allah dan wakil-Nya, dan tidak seorang pun berhak memilikinya tanpa izin Mereka, dan oleh karena itu, diperbolehkan bagi Mereka untuk menarik kembali aset-aset tersebut dari kepemilikan pihak lain; sebagaimana Dia dengan tegas telah berfirman: ﴿يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ ۖ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ[2]; “Mereka bertanya kepadamu tentang aset publik. Katakanlah: ‘Aset publik itu milik Allah dan Rasul,’” dan: ﴿وَلَكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ[3]; “Tetapi Allah memberikan para rasul-Nya kekuasaan atas siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dari sini dapat dipahami bahwa tidak satu pun gerakan dan pemerintahan yang ada saat ini di dunia Islam memiliki legitimasi, dan bahwa satu-satunya jalan bagi umat Muslim untuk kembali ke Islam adalah dengan meninggalkan seluruh gerakan dan pemerintahan tersebut serta mempersiapkan jalan bagi gerakan dan pemerintahan seorang laki-laki dari Ahlul Bait Nabi yang telah ditetapkan oleh Allah dari sisi-Nya dan diperintahkan untuk diikuti. Hal ini dapat terwujud dengan mengenalnya, dan mengenalnya—sebagaimana akan saya jelaskan, InSyaAllah—adalah sesuatu yang mungkin.

2. Kedaulatan selain Allah

Penyebab kedua tidak tegaknya Islam setelah wafatnya Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) adalah kegagalan dalam mewujudkan kedaulatan Allah sepeninggalan beliau; karena persaingan di antara para sahabat sepeninggalan beliau, terlepas dari apa pun motif di baliknya, telah menyebabkan dominasi arus yang menentang Ahlul Bait beliau dan melahirkan sistem politik yang menganggap keimanan seorang penguasa kepada Islam sudah cukup untuk mendirikan pemerintahan Islam, tanpa meyakini keharusan penetapan dirinya oleh Allah sebagai khalifah-Nya di bumi. Meskipun arah yang keliru ini tidak langsung menampakkan dampak merusak dan mengerikannya pada dekade-dekade awal Islam dikarenakan sebagian besar komitmen para penguasa pertama terhadap Islam, namun kebatilannya segera terbukti dengan wafatnya mereka dan berkuasanya kelompok lain yang tidak memiliki komitmen terhadap Islam;

↑[1] . Al-A‘raf/ 128
↑[2] . Al-Anfal/ 1
↑[3] . Al-Hasyr/ 6